Saat ini, lanjut Badruzaini, yang sedang dilakukan Ponpes Nasy’atul Barokah untuk bisnis produksi sarung batik agar tetap berjalan adalah membangun sistem yang solid, merekrut tenaga kerja yang kompeten, dan meningkatkan ekonomi keuangan demi kelancaran proses produksi.
“Sampai sekarang, kita masih belajar untuk membuat bisnis plan, pondok pesantren belum bisa mendapat ekonomi yang bisa memandirikan pesantren, maka semoga bisnis kami ke depan semakin berkembang sehingga pemasaran kami bisa mencapai tahap ekspor impor,” ucapnya.
Ponpes Nasy’atul Barokah dari Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik ini adalah salah satu peserta OPOP Jatim yang bergabung tahun 2021 dan terdata pada 2022 kemarin. Dikatakan Badruzaini, dengan bergabung ke OPOP, Ia jadi lebih memperluas jaringan dan pemasaran produksi sarung batiknya.
“Dengan menjadi peserta OPOP Jatim, saya jadi bertemu komunitas sesama pesantren yang punya produksi bisnis sendiri untuk mengembangkan dan memberdayakan pesantrennya. Maka, harapan saya kepada OPOP ke depan agar terus mengadakan pelatihan desain dan dilakukan pengembangan OPOP Mart yang mudah digunakan seperti platform marketplace yang lain,” pungkasnya.
Program OPOP Jatim sendiri adalah salah satu program Pemprov Jatim yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis pondok pesantren melalui pemberdayaan santri, pesantren, dan alumni pondok pesantren.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait