GRESIK, iNewsSurabaya.id – Pulau Bawean menjadi lokasi peraduan terakhir Putri Duyung atau Dugong. Hingga saat ini, sudah ada empat Putri Duyung yang terdampar dengan kondisi kritis, dan akhirnya mati dikubur nelayan sekitar.
Kematian satwa langka ini semakin membuat jumlahnya terus menurun. Ada indikasi, mereka menepi karena sudah tidak mampu untuk bertahan hidup ditengah laut. Keberadaan dugong ini ditemukan di Perairan Rabe, Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean Gresik. Dengan penemuan ini, sudah ke tiga kalinya dugong mati terdampar di perairan yang dekat dengan wisata Makam Panjang Pulau Bawean.
Dugong merupakan salah satu satwa dari 35 jenis mamalia laut di Indonesia, Dugong termasuk hewan yang nokturnal yang artinya hanya mencari makan pada malam hari, habitat Dugong di kawasan Padang lamun di daerah perairan pesisir yang dangkal. Mamalia ini dalam sehari harus makan setidaknya 50 kg rumput laut setiap harinya. Laut Bawean tepatnya di perairan Rabe Desa Lebak dimungkinkan sebagai titik habitat Dugong, karena hampir awal tahun 2023 ini ada 3 Dugong yang terdampar dalam keadaan mati.
Kepala Desa Lebak Fadal mengatakan, dirinya mendapat laporkan kalau Dugong mati sekitar pukul 08.00 WIB, Kamis (9/3/2023) oleh nelayan Dusun Rabe. Mereka kembali menemukan Dugong mati terdampar dengan posisi telentang, nelayan menemukan saat air laut sedang surut, dimungkinkan mamalia tersebut terdampar pada saat malam hari karena termasuk hewan nokturnal.
“Kemungkinan dibawa arus ombak, sampai ke bibir pantai. Ini sudah tiga kali wilayah perairan laut kami ditemukan dugong,” ucapnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait