Tangis Batin Nelayan Pulau Bawean, Berhenti Mencari Nafkah Imbas Cuaca Ekstrem

Muhammad
Nelayan Pulau Bawean harus Berhenti Melaut karena adanya Cuaca Ekstrem yang melanda. Foto iNewsSurabaya/muhammad

GRESIK, iNewsSurabaya.id – Pulau ini terdiri dua kecamatan dengan jumlah penduduk sekitar 107.000 jiwa. Dua kecamatan tersebut, Sangkapura dan Kecamatan Tambak, mereka menggantungkan hidup pada laut.

Di Pulau Bawean, mayoritas perpaduan suku dari Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra. Suku-suku tersebut mempengaruhi budaya dan bahasanya. Meski demikian, warga terlihat damai dengan kondisi yang ada. Namun, kedamaian warga Pulau Bawean terusik, fakta ini terjadi karena gejala alam yang tidak bersahabat.

Sebagai Pulau yang menggantungkan hidup sebagai nelayan, keberadaan cuaca yang ekstrem ini berdampak besar terhadap ekonomi masyarakat. Apalagi, kondisi tersebut didukung dengan bencana alam, mulai banjir hingga longsor.

Fakta alam ini membuat banyak nelayan menangis, mereka meratapi gejala alam. Sebab, banyak keluarga yang sulit untuk mendapatkan makanan. Kondisi ini dipicu, masyarakat nelayan ini tidak bisa melaut mencari rezeki.

Editor : Arif Ardliyanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network