KEDIRI, iNews.id - Pemkot Kediri peduli terhadap anak yatim piatu akibat Covid-19.
Hal ini dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Dinas Sosial dan Barenlitbang berkolaborasi dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) atas dukungan dari UNICEF menggelar Assessment Kebutuhan Anak Yatim Piatu, Selasa (28/12/2021).
Sumedi, Kepala Dinas DP3AP2KB, menjelaskan dalam proses assesment ini turut melibatkan tenaga pendamping yang berasal dari 3 orang Pekerja Sosial, 3 orang petugas DP3AP2KB dan 3 orang dari Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
Adapun tujuan diselenggarakannya assesment tersebut untuk mengedukasi orangtua atau pengasuh seputar metode parenting.
“Sementara wali mereka mengikuti sharing metode parenting, anak-akan dikasih penguatan psikologi awal, yang mana anak-anak yang masih di bawah lima tahun atau SD dikasih psikologi supaya anak-anak tersebut diberi penguatan agar bisa mencapai cita-citanya kelak” ujar Sumedi.
Tercatat sebanyak 255 anak yatim/ piatu yang mendapatkan assesment dari Pemkot Kediri. Angka tersebut meliputi: 83 anak dari Kecamatan Kota, 85 dari Kecamatan Mojoroto, serta 87 anak dari Kecamatan Pesantren.
Pemkot Kediri ingin menggali data serta kebutuhan dari masing-masing anak agar dapat dirumuskan ke dalam program kegiatan serta wujud dukungan yang tepat kepada mereka, terutama yang berkaitan dengan layanan dasar seperti jaminan pendidikan dan kesehatan.
Dalam kesempatan yang sama, Chevy Ning Suyudi, Kepala Barenlitbang, menjelaskan bahwa pola assesment ini dilakukan dengan kegiatan permainan anak yang difasilitasi dalam bentuk recreational kit berisi alat-alat permainan edukatif yang telah disiapkan oleh Unicef.
Selain dengan permainan anak, assesment dilakukan dengan metode trauma healing.
“Jadi anak-anak itu akan dilihat terlebih dahulu, apabila di dalam dirinya ada trauma yang berat maka ada pendampingan psikologi untuk memulihkan kembali agar psikis anak tersebut pulih kembali. Sedangkan untuk orang tua ada pendidikan parenting dari LPA Tulungagung. Trauma healing ini dilakukan sampai trauma selesai” ujar Chevy.
“Goal dari kegiatan ini adalah supaya anak-anak terpetakan. Jadi ada anak yang butuh bantuan pendidikan siapa dan berapa banyak, yang butuh bantuan ekonomi siapa kan tercatat semua. Selanjutnya data itu kita gunakan untuk merencanakan bantuan dan dukungan yang tepat bagi anak-anak. Ini merupakan usaha kita untuk mendukung masa depan mereka” tutupnya.
(Penulis : Oktavianto Prasongko)
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait