Alif bercerita, ketika awal buka usaha angkringan, ia kaget harus menghadapi kondisi pandemi. Awalnya sempat bingung bagaimana caranya meneruskan usaha. Namun, melihat antusiasme pelanggan yang cukup baik di awal karena sedikitnya usaha angkringan di kota Tasikmalaya, iapun tetap optimis meneruskan usaha dengan terus memutar otak.
"Secara operasional, kami tetap membuka usaha dengan mengikuti peraturan pemerintah saat itu. Dari awalnya kita mulai di jam 4 sore sampai jam 12 malam, saat masa PPKM kami hanya buka sampai jam 9 malam,” katanya.
Semangat dan sifat optimisme dari salah satu pelaku usaha baru ini membuatnya selalu ingin belajar dan memahami tren yang ada di masyarakat terutama tren pasar di dunia kuliner.
Di bulan kelima, ia menilik tren pasar yang bergeser ke arah digital, dimulai dari adanya pembayaran digital, tampilan menu digital, hingga pengelolaan keuangan atau kasir secara digital.
Melihat tren tersebut, Alif akhirnya tergerak untuk mengadopsi digitalisasi menggunakan Aplikasi Usaha Youtap.
“Dengan diberlakukannya new normal pada saat itu, saya melihat adanya berbagai pergeseran perilaku masyarakat agar dapat memutus rantai penularan virus, dari mulai pembayaran nontunai hingga pergeseran tren tampilan menu yang berubah menjadi digital atau e-menu. Saya pun mengenal Youtap dari Juni 2020. Akhirnya, saya coba gunakan secara gratis selama satu bulan,” ujar Alif.
Tidak hanya itu, keputusan Alif dalam memanfaatkan layanan digital juga sangat membantunya mengatur dan mengelola keuangan usahanya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait