Jenderal Dudung pun memberikan contoh pembangunan markas komando sangat bagus. Namun ironisnya berbanding terbalik dengan rumah tinggal untuk prajurit yang kerap tidak sesuai spesifikasi yang dijanjikan atau terkesan asal-asalan.
Padahal, seharusnya, harus dijamin kualitas, serta hasil pembangunan tetap terjaga dan bisa bermanfaat. "Kita seharusnya menjadi contoh dan bukan bermegah-megahan. Bangun markas komando saja bisa megah, tapi rumah prajurit jelek. Harusnya dibuat agar nyaman dan berfungsi baik. Pengembangnya harus bertanggungjawab, jangan-jangan banyak korupsinya," katanya.
"Saya saja ditawari uang oleh rekanan tapi saya tolak. Ada buktinya. Sebab, kalau saya terima pasti mempengaruhi hasil yang dibuat, akan tidak baik, tidak bisa sesuai spesifikasi," imbuhnya.
Salah satu penghuni rumah, Pratu Robby Natalis anggota Kompi 516 bersama istri, Zulia Puspa Ningrum juga menyampaikan keluhannya kepada Jenderal Dudung. Ia mengatakan, bahwa rumah yang dihuninya sudah bocor.
"Belum ada tiga bulan ditempati tapi dua kamar saya bocor, teras depan juga lalu wastafel airnya mengembang dan tidak mengalir," katanya.
"Sempat kemarin ditinggal pulang kampung dan kebanjiran karena air masuk dari belakang dan tidak keluar ke saluran depan. Semoga setelah ini ada perbaikan dan nyaman ditinggalkan. Terlebih saya akan punya bayi pertama dalam waktu tiga bulan lagi," katanya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait