Sebagai penulis buku Meneropong Sejarah Kota Surabaya Dari Sungai Kalimas, Nanang menjelaskan bahwa Sungai Kalimas sendiri, yang membujur dari Selatan ke Utara, menjadi saksi peradaban panjang Surabaya dan melalui sungai inilah jejak sejarah kota Surabaya dapat disimak.
“Dengan mengambil alur Kalimas sebagai sarana melihat sejarah Kota Surabaya, buku ini sekaligus sebagai pendorong upaya pemanfaatan sungai Kalimas sebagai sarana pariwisata, edukasi dan pengetahuan agar Kalimas yang sangat legendaris dan historis itu tidak sekedar menjadi jalur pembuangan air dari pedalaman Jawa ke Selat Madura,” jelasnya.
Tak hanya itu saja, buku juga “Meneropong Sejarah Kota Surabaya Dari Sungai Kalimas” juga mengisahkan tentang riwayat Sungai Kalimas sendiri, yang dulunya bermuara melalui Krembangan dan selanjutnya karena perkembangan kota alurnya bermuara di daerah Ujung Surabaya.
Dari sepanjang Sungai Kalimas ini, dibagi menjadi beberapa klaster, dimana di setiap klaster memiliki sekelompok tempat tempat bersejarah. Klaster paling hulu (selatan) adalah klaster Dam Ngagel, kemudian berturut turut semakin ke utara adalah klaster BAT, Gubeng, Simpang, Peneleh, Pasar Besar, Jembatan Merah dan Petekan.
“Buku yang menjadi guidence kesejarahan Kota Surabaya di sepanjang sungai Kalimas ini, sekaligus untuk memperkuat Kalimas sebagai potensi wisata air Surabaya. Buku juga untuk menambah khasanah kepustakaan dan kesejarahan kota Surabaya,” pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait