Dia melanjutkan, kampus-kampus anggota MRPTNI menyoroti atau menawarkan empat program dalam proyek kemanusiaan tersebut; 1) Bantuan afirmasi pendidikan tinggi. 2) Kampus mengajar internasional. 3) Pertukaran mahasiswa Indonesia-Malaysia. Dan, 4) pengabdian masyarakat internasional.
Cak Hasan menambahkan, ada sejumlah alasan sebenarnya mengapa program ini penting dilakukan di antaranya karena jumlah anak-anak TKI semakin banyak. Masalahnya lagi mereka tanpa dokumen legal dan akses pendidikannya pun sulit. "Tantangan itulah yang menggerakkan kami dari anggota MRPTNI untuk merealisasikan kerja sama ini," ucapnya.
Universitas Negeri Surabaya (UNESA) bakal mengerjakan proyek kemanusian khususnya pendidikan bagi anak pekerja migran Indonesia di Malaysia. Foto iNewsSurabaya/UNESA
Dia menambahkan, sementara ini, selain UNESA, juga terdapat 15 PTN lain yang terlibat seperti Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Makassar, Universitas Mulawarman Samarinda, Universitas Maritim Raja Ali Haji Riau, Universitas Malikussaleh Aceh, Universitas Haluoleo Kendari, hingga ISI Denpasar.
"Tadi juga ada saran menarik. Program ini juga bisa melahirkan kajian tentang permasalahan pendidikan anak pekerja migran Indonesia sebagai landasan penerbitan Perpres atau kebijakan resmi pemerintah agar bisa menyelesaikan permasalahan secara permanen. Program ini dikemas dengan MBKM di tiap kampus dan mudahan ini nantinya bisa menjadi program nasional," harap Cak Hasan.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait