Persiapannya itu tak berjalan mulus. Sudah punya skor duolingo yang bagus, ternyata kampus yang dituju hanya menerima hasil tes IELTS. Itu tidak membuatnya putus asa. Dia justru langsung belajar dan ikut tes IELTS berkali-kali sampai skornya benar-benar memuaskan.
"Mau putus asa sih bisa saja. Namun, saya memilih tancap gas. Saya harus semangat, karena tak ingin mengecewakan orang terdekat, termasuk tante saya yang bantu danai. Motivasi dari orang terdekat yang membuat saya harus lolos IISMA," ucapnya.
Dia menambahkan, alasan memilih UCL tidak lain karena faktor kebesaran nama dan reputasi kampus tersebut di dunia internasional. Selain itu, juga karena alumni-alumninya yang termasuk publik figur. Di luar itu, alasan paling utamanya adalah karena reputasi akademiknya yang bagus.
"Saya ke Inggris juga terinspirasi sosok Sherlock Holmes, tokoh detektif fiktif, London. Saya akan berada di sana Juni-Desember 2023 dan belajar tentang multimedia production karena relate dengan prodi saya. Nanti juga termasuk akan eksplore berbagai unggulan lainnya termasuk aspek budaya," jelasnya.
Karena banyak peserta yang gugur pada aspek esai, Keanu begikan pengalamannya menulis esai sebagai syarat program IISMA. Menurutnya, menulis esai tidak boleh dibuat lebai, tetapi benar-benar harus jujur. Jika dilebih-lebihkan, bisa mengalami kesulitan sendiri.
"Jawab saja sesuai dengan kenyataan dan menggunakan bahasa yang sopan. Itulah yang saya lakukan yaitu menuliskan apa yang menjadi tujuan dan akan dilakukan selama di sana. Sekali lagi, selain esai, tentu bahasa Inggris penting bangat dipersiapkan jauh-jauh hari," tutupnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait