Yang terpenting, ungkap Divo, masyarakat bisa memahami secara cepat kondisi keseluruhan motor listrik. Apalagi jika dihitung efisiensinya, selisihnya sangat besar. Jika motor dengan kendaraan bahan bakar minyak (BBM), melakukan perjalanan dengan jarak tempuh sekitar 50 kilometer, dibutuhkan bensin sekitar Rp20 ribu. Jika dikonveris menjadi kendaraan listrik, maka biayanya hanya sebesar 2.000 rupiah.
“Jadi sangat efisien sekali. Ini program pemerintah, kita mendukungnya. Untuk itu, kami bersama UWP siap mensukseskan program pemerintah,” aku dia.
Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya mengembangkan perakitan kendaraan listrik dengan memanggil mentor dari Jakarta. Foto iNewsSurabaya/arif
Ong Andre Wahyudi, Dekan Fakultas Teknik Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya mengatakan, pihakanay sengaja mengundang Mentor Perakitan Kendaraan Listrik supaya masyarakat mengetahui manfaat besar motor dengan bahan bakar listrik. Menurut dia, konversi motor listrik harus segera dilakukan supaya program pemerintah segera jalan dengan baik.
“Tujuan kami jelas. Kami ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang motor listrik,” katanya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait