Sesaat setelah pelantikan, Jaka dan Ganda menjelaskan soal makna dibalik tamparan ibu yang sempat viral.
Menurut Jaka dan Ganda, ritual tamparan ibu tersebut diajalank sesuai saran dan petunjuk para sesepuh desa. Ritual yang mereka jalani sebelumnya itu pun memiliki makna yang baik.
Makna pertama, yakni sebagai bentuk ketaatan seorang anak kepada orang tua dan cinta kasih orang tua terhadap anaknya.
"Dari kecil sampai kita dewasa itu kita banyak berdosa sama orangtua. Jadi ritual itu sebagai pengingat betapa cintanya orangtua pada kita," ucap Jaka Yudha Satria yang kini menjabat sebagai Kades Galis.
Sementara makna kedua, yakni sebagai pengingat dari sang ibu agar jika kelak terpilih jadi Kepala Desa, harus senantiasa ingat pada tugas sebagai pemimpin desa yang melayani rakyat dan bisa menjadi teladan bagi masyarakat.
"Makna kedua itu sebagai pengingat agar kita jangan sampai lupa daratan. Bahwa jabatan yang kita emban sekarang itu punya tanggung jawab terhadap masyarakat. Kita bisa menjadi Kades juga karena masyarakat juga," tambahnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh adik Jaka, yakni Ganda. Ia berharap setelah menjadi Kades bisa amanah memikul tanggung jawab.
"Semoga amanah dan bermanfaat bagi masyarakat banyak, khususnya untuk masyarakat Desa Longkek," pungkas Ganda Putra Satria, Kades Longkek.
Editor : Hikmatul Uyun
Artikel Terkait