Bahrun mengatakan, medali yang dibawa siswa juga tidak lepas dari peran industri yang menjadi tempat training untuk mematangkan skill siswa disamping bimbingan para guru. Nah, untuk kesiapan di tingkat Nasional mendatang, Bahrun mengatakan pihaknya telah menyiapkan 1,5-2 bulan untuk digunakan sebagai training siswa.
“Jika tidak seperti itu (dilatih) , namanya keterampilan harus dimulai dari nol lagi. Jadi mendekati nasional di rentan waktu 1,5-2 bulan untuk terus mengasah skill siswa. Menjelang mendekati lomba nanti akan ada treatmen menambahi yang kurang-kurang untuk dimatangkan di nasional,” terangnya.
Sehingga, diharapkan ketiga jawara dari SMKN 6 Surabaya ini mampu meraih medali emas. Ia berharap, dengan ditunjuknya Jatim sebagai tuan rumah LKS SMK tingkat Nasional, bisa menorehkan sejarah kembali sebagai Juara Umum.
“Harapan kita dengan (Jatim sebagai) tuan rumah ini justru prepare lebih awal dan lebih matang, tempat atau pun alat juga lebih kita kuasai. Sehingga nantinya grogi yang dialami siswa kita bisa berkurang karena merasa sedang bertanding di daerahnya sendiri,” harapnya.
Pesert yang berhasil membawa medali emas dari SMKN 6 Surabaya adalah, Septi Rahmadianti K. Meski pada bidang lomba Pattiserie and Confectionery ia mencatatkan hasil terbaik, namun, evaluasi terus dilakukan. Salah satunya masalah ketepatan waktu. Ia mengakui waktu menjadi hal yang penting yang harus bisa dikuasa setiap peserta untuk menaklukkan setiap tantangan yang diberikan juri.
“Sejauh ini kami sudah mulai melakukan persiapan dengan menggunakan modul yang sama baik yang di LKS provinsi ataupun kisi-kisi LKS Nasional tahun lalu. Teknik-teknik juga sudah saya pelajari. Tapi memang belum nemu konsep dan tema untuk yang nasional nanti. Jadi kita latihan dasar-dasar dan latihan ketepatan waktu,” jelasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait