Koordinator PPG Unusa, Dr. Nafiah, M.Pd., menyampaikan melalui program ini para calon guru diharapkan dapat memiliki kompetensi yang komprehensif, yaitu tidak hanya sebatas pada pendidikan dan pengajaran, tetapi juga dapat menjadi agen perubahan dengan mampu memecahkan persoalan, baik di dalam sekolah maupun di masyarakat.
Pada pameran ini, mahasiswa yang terbagi atas sembilan tim atau kelompok menampilkan berbagai jenis karya inovatif dan edukatif.
Di antaranya, Implementasi program adiwiyata sekolah melalui kegiatan Ecoprint, Pojok literasi, program kreativitas pembuatan Damar Kurung untuk melestarikan kearifan lokal, Pengembangan karakter religius, Media interaktif berbasis digital, Kemandirian dan integritas pramuka siaga, Fun Literacy, Literasi baca anak melalui karya tulis, generasi produktif. Melalui pameran ini, seluruh tim dapat saling berbagi praktik baik.
“Karya-karya tersebut diharapkan dapat terus dikembangkan dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga didorong untuk dapat melahirkan inovasi lain, baik sebagai pendukung pelaksanaan pendidikan dan pengajaran maupun lainnya,” ungkapnya.
Pembuatan karya-karya tersebut didasari atas berbagai alasan. Seperti halnya untuk media interaktif berbasis digital.
Ketua tim, Fajriatul Faizah menyampaikan munculnya ide tersebut tidak lepas dari hasil observasi dan pengalaman selama melaksanakan praktik mengajar dalam program praktik pengalaman lapangan (PPL) 2. Perlunya inovasi dalam media pembelajaran, khususnya berbagai media berbasis Augmented Reality (AR).
“Teknologi AR dapat membawa siswa masuk ke dalam lingkungan belajar virtual yang interaktif. Meski teknologi Augmented Reality bukan hal yang baru, namun pemanfaatannya dalam dunia pendidikan belum dimanfaatkan dengan optimal. Hal inilah yang menjadi dasar perlu adanya pengembangan media pembelajaran berbasis digital,” katanya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait