Salah satu korban keracunan, Azizah saat ini dirawat Puskemas Kali Kedinding. Perutnya masih sakit. Jarum infus masih terpasang di tangan kirinyi.
Baru pagi tadi dia dirawat di puskesmas. Kemarin, masih menjalankan perawatan mandiri di rumah.
Dia mengalami diare pada Jumat (30/6/2023) pagi. Bukan Azizah saja yang mengalami kejadian itu. Tapi, suami dan seorang anaknya.
“Anak saya yang satunya kebetulan tidak ikut acara makan-makan itu. Dia tidak mengalami hal ini,” katanya.
Dia tidak menyangka akan mengalami gejala seperti keracunan. Sebab, setiap tahun acara makan bersama itu selalu dilakukan. Tidak pernah ada kejadian apapun. Bahkan, dia pun ikut memasak bersama dengan warga lain.
“Saya tidak tahu apa yang salah ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, jumlah pasien yang telah didata sudah dia kirimkan ke Kominfo Surabaya. Kasus ini masih dalam pemeriksaan tim medis.
“Sampel sedang kita kirim ke BBLK (Balai Besar Laboratorium Kesehatan). Kita tunggu hasil pemeriksaan saja mas,” katanya.
Camat Kenjeran, Surabaya Yuri Widarko mengatakan, ada adanya 18 warga yang keracunan. Kondisi mereka saat ini sudah membaik dan bisa rawat jalan. Dari jumlah itu, yang dirawat di Puskesmas10 orang, RS Mitra Keluarga 1 orang, RS Unair 3 orang, RS Soewandhie 4 orang.
“Yang 5 sudah pulang semalam,” katanya.
Yuri menjelaskan kronologi keracunan tersebut. Pada malam hari setelah penyembelihan hewan kurban, warga menggelar tasyakuran. Namun keesokan harinya timbul gejala yang mengharuskan beberapa warga dilarikan ke fasyankes.
“Setelah tasyakuran, Jumat (30/6/2023) pagi baru mereka terasa gejala mual, muntah-muntah, ada yang demam juga," jelasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait