Keunggulan olahan Lobster Chanai cinta ini karena menggunakan lobster segar hasil tangkapan nelayan setempat. Semua hasil tangkapan nelayan ditampung dalam kerambah yang telah disediakan di kawasan pesisir pantai. Nelayan akan mengambil lobster di kerambah, sesuai kebutuhan setiap harinya.
"Jadi bukan dari mesin pendingin (Freeezer), tetapi lobster berukuran besar yang masih segar karena langsung dari kerambah di pesisir pantai," ungkapnya.
Proses pengolahan lobster cinta, lanjut Supar, dilakukan secara tradisional. Menggunakan bumbu rempa rempa Melayu, bawang putih, cabai, belimbing, saos tomat dan tidak ketinggilan sambal pedasnya. "Ini yang menjadi keunggulan Lobster Chanai Cinta yang tidak ditemukan di tempat lain," ungkapnya.
Salah Satu wisatawan, Anggita mengatakan sangat menyukai lobster Chanai Cinta karena menghadirkan sesnsasi rasa yang berbeda. Ukuranya super besar, testur dagignya lebih padat dan lembut. "Rasanya mantap. Aroma rempa-rempa rempanya sangat terasa. Dagingnya juga lebih padat dan lembut," ujar wisatawan asal Jakarta.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparekrafbudpora) Saefudin Ghazali mengatakan Bawean memang memiliki beragam kekayaan olahan ikan laut, di antaranya olahan Lobster. Olahan ini, istimewa karena memanfaatkan lobster yang segar hasil tangkapan nelayan.
"Ini menjadi maskot kuliner laut di pulau Bawean Gresik," ujarnya usai menikmati Lobster Chanai Cinta di Pulau Bawean.
Dikatakanya, Dinas Pariwisata terus berupaya mendorong kemajuan pariwisata di Gresik, termasuk di antaranya pulau Bawean dengan beragam keistimawaanya, mulai dari keindahan panorama, kuliner hingga kerajinan produk UMKM. "Kami akan terus mendorong dan mempromosikan segala potensi pariwisata untuk kemauan Gresik," pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait