SURABAYA, iNewsSurabaya - Kinerja sektor pariwisata di Jawa Timur (Jatim) terus membaik. Pada Mei 2023, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke provinsi ini melalui pintu Bandara Internasional Juanda sebanyak 15.734 kunjungan.
Kondisi tersebut mengalami peningkatan sebesar 27,29 persen dibandingkan dengan kondisi pada bulan April 2023 yang mencapai 12.361 kunjungan.
Dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2022, jumlah wisman yang datang ke Jatim naik 242,19 persen atau 11.136 kunjungan, dengan jumlah wisman pada Mei 2022 sebanyak 4.598 kunjungan.
"Diharapkan jumlah kunjungan wisman ke Jatim pada bulan-bulan berikutnya terus mengalami peningkatan," kata Koordinator Tim Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya, Jumat (7/7/2023).
Secara umum, kata dia, pola kedatangan wisman ke Jatim pada bulan Mei selama tiga tahun terakhir menunjukkan tren yang naik seiring dengan berangsur pulihnya kondisi Covid-19. Jumlah kunjungan wisman pada Mei 2023 merupakan yang tertinggi pada bulan Mei dalam tiga tahun terakhir.
Jumlah kunjungan wisman pada bulan Mei tahun 2021 mencapai 160 kunjungan dan pada Mei tahun 2022 mencapai 4.598 kunjungan. Jumlah kunjungan wisman yang sangat rendah selama 2 tahun terakhir tidak terlepas dari adanya pandemi Covid-19 sejak akhir tahun 2019.
"Pada periode Mei 2023, wisman terbesar dari Malaysia sebanyak 5.815 kunjungan. Disusul dari Singapura sebanyak 1.687 kunjungan serta 1.669 kunjungan dari Tiongkok," kata Umar.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebut, Jatim memiliki banyak destinasi wisata kelas dunia yang tidak dimiliki banyak negara.
Dia mencontohkan, di Kabupaten Banyuwangi ada Kawah Ijen yang merupakan danau air asam terbesar di dunia.
"Ditambah adanya fenomena blue fire yang hanya ada dua di dunia, yaitu di Islandia dan Kawah Ijen," katanya.
Selain itu, ada juga Gunung Bromo dimana, kata Khofifah, wisatawan bisa menikmati pemandangan alam berupa kawah Bromo, yang dilengkapi dengan kawasan pegunungan dan perbukitan, serta hamparan padang savana yang indah.
"Di Sumenep ada Gili Iyang yang dinobatkan sebagai tempat dengan oksigen terbaik kedua di dunia setelah Laut Mati di Jordania," imbuhnya.
Menurut Khofifah, dengan berbagai potensi tersebut pemerintah daerah juga dituntut kreatif dalam menjadikan destinasi wisata tersebut semakin menarik dan tidak membosankan.
Kolaborasi dengan berbagai pihak seperti akademisi, pelaku usaha hingga komunitas perlu dilakukan, termasuk mempromosikan destinasi tersebut melalui pelaksanaan event.
"Jatim juga punya banyak desa wisata yang menawarkan pengalaman yang otentik. Saya berharap pemerintah daerah memperbanyak event-event pariwisata guna meningkatkan jumlah kunjungan. Sehingga mampu menggerakkan roda perekonomian lebih kencang lagi," tandasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait