Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya, Wiwiek Widayati mengatakan, kegiatan ini bisa memberikan interaksi dari satu negara dengan negara lainnya dan antara satu daerah dengan daerah lainnya di Indonesia.
"Kita mengambil peran besar. Surabaya ingin menjadi salah satu kota di Indonesia yang memperkenalkan culture, makanan, seni dan budaya kita. Menyuguhkan aktivitas mereka. Bisa interaksi memberikan informasi tentang makanan mereka. Ada interaksi satu negara dan negara lain," kata Wiwiek.
Ia memastikan bahwa serangkaian Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival 2023 baru saja dimulai. Pasalnya, event internasional ini akan terus berlanjut hingga tanggal 20 Juli mendatang. Setelah acara hari ini, akan ada city tour ke beberapa tempat di Surabaya, ada pula workshop seni bagi masyarakat, dan event ini akan ditutup dengan Culture Night di Halaman Balai Kota Surabaya.
Para peserta yang mengikuti acara tersebut sangat antusias. Mereka menyampaikan terimakasih kepada Pemkot Surabaya karena menggelar kembali acara ini dan berharap di tahun-tahun berikutnya bisa kembali mengikuti acara yang sama.
"Kenapa ikut Surabaya Cross Culture, karena organisasi yang baik, bagus di Surabaya. Festival ini cocok dengan organisasi kami. Terima kasih semua organisasi, Pemkot Surabaya. Harapannya, selanjutnya kami bisa mengikuti Cross Culture," kata Leader of Nurafshon Group dari Uzbekistan, Mamlakat Ulasheva.
Korean Team Leader, Kang Shin Koo juga berterima kasih kepada Pemkot Surabaya karena telah mengundang Korea sebagai delegasi. Mereka ingin berpartisipasi di setiap Cross Culture. "Saya merasa nyaman di Surabaya, karena sangat ramah lingkungan dan dekat dengan alam. Dari Korea ingin partisipasi di Cross Culture. Kami melakukan berbagai usaha agar bisa ikut. Senang akhirnya bisa bertemu pemkot, delegasi Indonesia dan negara lain. Saya berharap tahun depan bisa ikut lagi," jelasnya.
Begitu pula yang diungkapkan Oston Gadi Kapo, Koordinator Komunitas Rumah Kreasi Teater Mata Flores Ende NTT. Ini merupakan kali pertama mereka mengikuti Cross Culture di Surabaya dan ingin diundang kembali di tahun berikutnya.
"Saya terima kasih kepada Pemkot Surabaya karena sudah mengajak kami ikut Cross Culture. Selaku orang yang berasal dari Indonesia Timur, kami ingin berbagi cerita budaya dan semua yang ada di diri kami. Kami ingin orang datang ke Flores. Kami tidak bisa menunggu, kami juga menunjukkan keunikan dan kebaikan ke daerah lain supaya banyak yang datang ke Flores, tidak hanya warga Indonesia tapi juga luar negeri. Saya berharap di tahun berikutnya, kami jangan ditinggalkan, berikanlah kami kesempatan lagi," pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait