Surabaya Kota Termacet di Indonesia, Malang Urutan Keempat ​​​​​​​

Arif Ardliyanto
Penelitian INRIX menunjukkan Surabaya menjadi daerah termacet di Indonesia pada 2021

SURABAYA, iNews.id – Surabaya menjadi kota termacet di Indonesia. Fakta ini diketahui dari Perusahaan analisis data lalu lintas, INRIX yang merilis penelitian Global Traffic Scorecard 2021.

Penelitian INRIX menunjukkan Surabaya menjadi daerah termacet di Indonesia pada 2021. Melansir dari laman INRIX, Selasa, 7 Desember 2021, pada penelitian Global Traffic Scorecard 2021, INRIX mengidentifikasi beberapa area perjalanan di dalam kota dan menangkap profil mobilitas unik masing-masing kota.

Menggunakan data lalu lintas di beberapa sub area perjalanan di dalam kota, Global Traffic Scorecard 2021 menghitung waktu yang hilang dalam kemacetan. Dalam laman webnya, INRIX menyatakan Surabaya sebagai kota termacet di Indonesia. Ini membuat kalangan terkejut, mengingat orang-orang mengenal Jakarta sebagai kota termacet di Indonesia.

Tak hanya berada di peringkat pertama kota termacet di Indonesia, Surabaya juga berada di peringkat 41 kota termacet di dunia. INRIX menemukan orang-orang telah kehilangan 62 jam dalam kemacetan di Surabaya.

Sementara itu, Jakarta berada di peringkat kedua kota termacet di Indonesia dan peringkat ke-222 kota termacet di dunia. Kemacetan di Jakarta telah membuat pengendara kehilangan 28 jam. Peringkat tiga kota termacet di Indonesia dan peringkat 291 kota termacet di dunia adalah Denpasar. Selama terjadi kemacetan di kota ini, para pengendara telah kehilangan 31 jam.

Malang berada di peringkat keempat kota termacet di Indonesia. Kota ini juga meraih peringkat 334 kota termacet di dunia. Penelitian INRIX menunjukkan pengendara di Malang telah kehilangan 29 jam selama kemacetan di kota ini.

Peringkat kelima kota termacet di Indonesia diraih Bogor dengan peringkat 821 kota termacet di dunia. Pengendara di Buitenzorg, julukan Bogor, tercatat telah kehilangan tujuh jam selama kemacetan di kota itu.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Tundjung Iswandaru menatakan, berdasarkan data Dinas Perhubungan, lalu lintas di Kota Surabaya, dinyatakan cukup baik atau relatif lancar.

“Ditandai dengan survei dan data kami, bahwa vc ratio di Kota Surabaya cukup bagus, yaitu 0,6, berarti masih kondisi yang cukup bagus. Artinya, kendaraan yang melewati jalan itu masih bisa ditampung,” katanya.

Untuk kecepatan rata-rata atau kecepatan antarkendaraan, berada di angka 40-41. Kemudian, terkait dengan adanya 63 jam atau waktu kehilangan akibat kemacetan, apabila dibagi 360 hari, maka ada 10 menit waktu terbuang.

Tundjung mengaku, tidak mengetahui indikator apa saja yang digunakan oleh perusahaan tersebut dengan menjadikan Surabaya sebagai kota termacet di Indonesia. Sebab, bila dilihat pada situasi dan kondisi, Kota Surabaya hanya menunjukkan kemacetan pada pagi dan sore hari.

“Saya tidak tahu yang menjadi dasar apa Surabaya menjadi kota termacet, mereka dihubungi juga tidak bisa. Tapi di situ ditulis, bahwa membandingkan jam sibuk dengan jam tidak sibuk. Memang ada waktu yang terbuang," bebernya.
 

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network