Sementara itu, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan (Lalitbang) BKKBN RI, Prof. Muhammad Rizal Martua Damanik menjelaskan bahwa pada intinya mereka ini berasal dari negara-negara di Asia dan Afrika yang tertarik belajar ke Indonesia tentang program kependudukan, terutama terkait dengan keluarga berencana. Sebab, program KB di Indonesia sudah berjalan dengan lancar tanpa hambatan dengan dukungan dari para pemimpin islam.
“Sebaliknya, di negara-negara lain termasuk di Asia dan Afrika, persoalan KB dan sebagainya masih menjadi pertentangan, sehingga PBB melalui UNFPA yang membidangi kesehatan seksual dan reproduksi memberikan informasi kepada negara-negara lainnya bahwa kalau mau belajar tentang pendekatan atau peran pemimpin agama dalam bidang kependudukan, belajarlah ke Indonesia. Sejak saat itulah banyak yang belajar ke Indonesia, dan kali ini belajar di Surabaya,” katanya.
Ia juga menjelaskan kenapa akhirnya memilih Kota Surabaya sebagai tuan rumah atau tempat pembelajaran tentang KB dan penurunan stunting itu. Menurutnya, di Surabaya ini banyak pondok pesantrennya, ada yang dari NU atau Muhammadiyah yang bisa dikunjungi dan menjadi tempat pembelajaran. Bahkan, di Surabaya ini ada rumah sakit yang rencananya akan dikunjungi oleh mereka.
“Selain itu, karena stunting di Surabaya terendah se-Indonesia, sehingga kita ingin melihat inovasi-inovasi yang sudah dibuat oleh Surabaya. Di samping itu, kita juga berkesempatan untuk melihat keindahan kota dengan pengelolaan yang sangat baik. Terimakasih Pemkot Surabaya yang sudah memfasilitasi kami,” pungkasnya
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait