SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Ketimpangan gender di Jawa Timur (Jatim) sejak tahun 2018 hingga 2022 secara tren menurun. Sejak tahun 2018, Indeks Ketimpangan Gender (IKG) berkurang sebesar 0,043 poin, rata-rata turun 0,011 poin per tahun.
Di tahun 2022, IKG Jatim sebesar 0,440, turun 0,020 poin dibandingkan 2021. Hal ini mengindikasikan ketimpangan gender yang semakin mengecil atau kesetaraan yang semakin membaik.
Menurunnya ketimpangan gender terutama dipengaruhi oleh perbaikan pada dimensi kesehatan reproduksi dan pemberdayaan.
"Menurunnya IKG terutama dipengaruhi oleh perbaikan dimensi kesehatan reproduksi dan dimensi pemberdayaan," kata Koordinator Tim Fungsi Nerwilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Ir. Nurul Andriana dalam rilisnya, Jumat (4/8/2023).
Data BPS Jatim menunjukkan, perbaikan dimensi kesehatan reproduksi dipengaruhi oleh perbaikan indikator wanita melahirkan tidak di fasilitas kesehatan yang turun dari 11,7 persen tahun 2021 menjadi 9,9 persen pada tahun 2022.
Perbaikan dimensi pemberdayaan dipengaruhi oleh perbaikan indikator persentase perempuan 25 tahun ke atas yang berpendidikan SMA ke atas yang meningkat lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Persentase perempuan meningkat dari 29,61 persen tahun 2021 menjadi 30,95 persen. "Sedangkan persentase laki-laki menurun dari 36,65 persen menjadi 36,50 persen pada tahun 2022," imbuh Nurul.
Pencapaian IKG pada tingkat kabupaten/kota selama kurun waktu 2018-2022 juga mengalami penurunan.
Pada tahun 2022, ketimpangan gender paling rendah dicapai oleh Kota Madiun. Diikuti Kota Kediri, Kabupaten Ngawi, Kota Mojokerto, dan Kabupaten Magetan. Sebanyak 8 kabupaten/kota mengalami penurunan ketimpangan gender.
Kabupaten Ngawi mengalami penurunan ketimpangan gender paling tinggi, terutama disebabkan oleh perbaikan dimensi pemberdayaan.
Keterwakilan legislatif perempuan pada tahun 2022 meningkat sebesar 4,45 persen poin dan persentase perempuan usia 25 tahun ke atas dengan pendidikan SMA ke atas meningkat 0,59 persen poin. Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat 8,12 persen poin.
Wilayah yang mengalami penurunan ketimpangan gender tertinggi kedua adalah Kabupaten Magetan, terutama disebabkan oleh perbaikan dimensi pemberdayaan.
Meskipun aspek keterwakilan legislatif perempuan pada tahun 2022 tetap dibanding 2021, namun persentase perempuan usia 25 tahun ke atas dengan pendidikan SMA ke atas meningkat 2,82 persen poin.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait