Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menuturkan. Bimtek ini juga diharapkan nantinya akan mampu membangun sinergitas antar kampus Islam untuk mengembangkan tradisi turats (penulisan manuskrip keislaman), pendalaman intelektualitas para ulama nusantara dan mewujudkan perpustakaan digital.
"Perguruan tinggi Islam punya kesempatan yang sangat luas untuk menggali, dan kemudian membangun katalog keilmuan secara bersama-sama. Perpustakaan Islam terbesar di dunia itu di Iskandariah, di Alexandria (Mesir) yang terkoneksi dengan beberapa negara. Kita pun bisa membangun koneksitas dengan Alexandria," tandas Khofifah.
"Kita bisa membangun koneksitas digital library, itu murah dan mudah. Sehingga sesungguhnya masing-masing katalog di masing-masing perguruan tinggi itu bisa sama," sambung Gubernur perempuan pertama di Jatim ini.
Salah satu peserta bimtek, Rijal Mumazziq Z, Rektor Universitas Al-Falah As-Sunniyah (UNAIFAS), Kencong, Jember, mengapresiasi kegiatan bimtek ini. Menurutnya, dirinya mencatat dua hal penting manfaat beasiswa dari LPPD Jatim.
"Yang pertama, mengakomodir keinginan dari guru madrasah diniyah, khususnya yang dari pesantren untuk menempuh jenjang pendidikan berikutnya. Yang kedua memberi kesempatan kepada kampus swasta Islam untuk mengakomodasi kerja sama dengan LPPD dalam penyelenggaraan program, baik S1, S2 maupun S3. Sehingga kemanfaatannya untuk guru ngaji, guru madrasah diniyah benar-benar bisa dirasakan," ujarnya.
Menanggapi keinginan Gubernur agar sinergitas antar perguruan tinggi Islam terjalin salah satunya lewat wacana digital library, Gus Rijal Mumazziq juga antusias agar hal ini nantinya segera bisa diwujudkan.
"Dengan digital library ini kita bisa menunjukkan karya-karya lokal pondok pesantren setempat untuk bisa diakses oleh berbagai pondok pesantren di luar daerahnya, bahkan oleh para peneliti asing. Jadi ini kita sangat apresiasi sekali," ungkapnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait