Belajar Dulu atau Nunggu Hidayah Dulu ? Ini Hasil Kajian Komunitas Titik Balik Bersama Ustadz Naruto

Ali Masduki
Ustadz Marzuki Imron atau yang akrab disapa sebagai Ustadz Naruto, berbagi wawasan mendalam dengan topik "Belajar dulu atau Nunggu Hidayah Dulu" bersama Komunitas Titik Balik. Foto: iNewsSurabaya.id/Ali Masduki

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Belajar Dulu atau Nunggu Hidayah Dulu? menjadi kajian menarik dalam diskusi yang digelar Komunitas Titik Balik bersama Ustadz Marzuki Imron atau yang akrab disapa Ustadz Naruto.

Kajian yang dikemas dengan diskusi ringan dan diikuti oleh puluhan orang dari berbagai latar belakang tersebut digelar di Bober Cafe, Jl. Jemursari Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (05/7/2023). 

Ditanya "Belajar Dulu atau Nunggu Hidayah Dulu?" Ustadz Naruto menuturkan bahwa hidayah datang bukan tanpa sebab. Hidayah datangnya dari Allah SWT, hak prerogatif atau hak istimewa Allah.

Ia menggambarkan, jika dibaratkan rezeki, maka tidak serta merta seseorang ketiban rezeki tanpa ada usaha. Agar mendapatkan hasil maka harus ada usaha terlebih dulu.

"Tidak mungkin serta merta orang itu bisa mendapatkan hasil kalau dia tidak usaha. Hidayah itu harus ada usaha dulu. Mau usahanya 10 atau 100 itu Allah SWT akan sangat menghargai," tuturnya.

"Jika ditanya Hidayah Dulu atau Belajar Dulu? Jawabannya sambil belajar nanti hidayahnya akan datang. Paham atau tidak paham yang penting belajar. Nanti itu urusannya Allah SWT orang dapat hidayah," lanjutnya.

Marzuki Imron menjelaskan, tidak ada batasan dan syarat tertentu bagi orang yang ingin belajar. Sehingga seberat apapun dosa yang diperbuat, yang penting tetap belajar.

Misal, bagi seseorang yang awalnya tidak melaksanakan Salat dan ada kemauan untuk Salat, meski tidak 5 waktu itu sudah lebih baik. Maka pelan-pelan akan tertib 5 waktu Salat.

"Karena jika seseorang sudah Salat nantinya dia akan merasa rugi jika hendak melakukan hal-hal yang menyebabkan dosa," kata dia.

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al 'Ankabut: 45). 

"Jadi gak perlu nunggu hidayah. Yang penting usaha dulu, belajar dulu, nanti hidayah datang belakang. Kalau nunggu hidayah nanti gak belajar-belajar. Maka saya selalu bilang, kalaupun belum bisa meninggalkan kemaksiatan yang penting tetap Salat, tetap ngaji, tetap belajar, nanti hidayah itu datang," terangnya.

Salat, kata dia seperti charger. Kalau gak Salat terus nakal, maka nakalnya malah kemana-mana, tetapi jika tetap Salat, maka chargernya tetap ngecas. Meskipun nakal tetap ada iman meskipun sedikit, karena tetap Salat.

Bagi perempuan, Ustadz Naruto menuturkan jika hendak berhijab maka langsung saja mengenakannya. Berhijab merupakan kewajiban kaum hawa. Jika berhijab menunggu datangnya hidayah, dikawatirkan ajal menjemput dulu.

"Yang penting hijab dulu biar nanti sama Allah SWT hidayahnya diturunkan belakangan," ucapnya.

Lantas dari mana datangnya hidayah? 

Menurut Ustadz Naruto, hidayah datangnya dari banyak pintu. Setia orang akan berbeda mendapatkannya. Pintu hidayah bisa lewat ilmu, amal soleh, ketaatan kepada Allah SWT, mujahadah atau bersungguh-sungguh. 

"Misal ada orang gak bisa Salat tapi dia bersungguh-sungguh, itu salah satu pintu hidayah," ujarnya

Kemudian pintu hidayah juga bisa lewat doa. "Jangan remehkan doa. Kadangkala ada orang nakal mentok tapi berubah berkat doa ayah dan ibunya. Maka jangan sepelan doa dari siapapun itu. Karena kita gak pernah tahu dari siapa doa itu dikabulkan," jelasnya.

Co Founder Komunitas Titik Balik, Satria Wicaksono menambahkan, kajian tatap muka bersama Ustadz Marzuki Imron ini merupakan bagian dari genda rutin yang digelar setiap bulan. Sekaligus menyambut Milad Komunitas Titik Balik yang ke III tahun 2023.

Setiap bulan, para ulama terkemuka dihadirkan untuk memberikan tausiyah inspiratif, memberikan perspektif berharga tentang iman, tujuan hidup, muhasabah dan peningkatan spiritual dalam dunia modern saat ini.

"Selama ini mungkin masih banyak orang yang ingin belajar namun masih minder, agak ragu, atau mungkin masih terlalu nakal. Sehingga paling tidak di Komunitas Titik Balik ini kami menyambut mereka. Yang penting ada niat untuk mengenal Allah SWT dan belajar bersama," paparnya.

"Materi-materi yang kita sajikan lebih mengajak, dan gak perlu soleh dulu, yang penting kita mengejar dulu aja," lanjut Satria.

Komunitas Titik Balik sendiri merupakan tempat dakwah yang fokusnya ke sosial dan pendidikan. Titik Balik diharapkan menjadi pintu gerbang bagi orang mau mengenal Allah SWT apapun latar belakangnya. 

"Kami tidak menghakimi mereka karena belum berjenggot, belum berbaju koko, ataupun belum berhenti dari dunia remang-remang, kita bebas. Kita mau memberikan pemahaman bahwa dari kita dulu yang berusaha, dan semoga nanti mudah-mudahan dari situ terbukalah pintu-pintu kebaikan," tegasnya.

Selain kajian bulanan, setiap hari Komunitas Titik Balik memiliki program berupa Warung Gratis Surabaya. Yakni memberikan makan gratis untuk 100 orang setiap hari, kecuali Minggu. 

Untuk bidang pendidikan Titik Balik fokus ke inkubasi bisnis. "Kita pengen memajukan ilmu dari teman-teman pengusaha atau pedagang. Harapannya ada kebangkitan umat dari sisi ekonomi dan kemampuannya," kata Satria.

Tentang Komunitas Titik Balik

Satria Wicaksono mengungkapkan, Komunitas Titik Balik lahir disaat pandemi, tepatnya pada Bulan November Tahun 2020. Saat itu, anggota komunitas berada pada tahap kritis. Usaha berantakan, uang hilang, hingga tempat-tempat hiburan yang biasa menjadi jujugan hilang.

"Disitulah momen kita belajar. Dan justru dengan kita aktif di sosial dan di pendidikan serta belajar, pelan-pelan pada momen saat usaha pada berjatuhan itu usaha kita malah meningkat sangat drastis," ungkapnya.

Satria bilang, ketika para pengusaha bergabung dan belajar bersama di Komunitas Titik Balik, tanpa disadari usaha jadi berkembang, yang tadinya jatuh malah jadi banyak usahanya.

"Entah itu hal baik atau buruk dalam sudut pandang mereka, tapi dalam hati mereka memandang hal itu adalah sebuah kemajuan kearah yang lebih baik dalam hidup mereka. Entah itu tentang duit atau kebahagiaan atau keluarga. Masing-masing punya ceritanya sendiri," ujarnya.

Selama perjalanannya, komunitas muslim ini dibentuk untuk fokus dalam sosial dan pendidikan. Komunitas ini juga mengajarkan pentingnya sedekah dan para anggotanya diajarkan mandiri dengan bisnis.

Dengan program mentoring bisnis, para anggota yang sudah punya usaha maupun belum punya usaha diberikan bimbingan untuk sukses menjalankan usahanya masing masing.

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network