SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Surabaya Survey Center (SSC) merilis hasil survei nama-nama yang berpotensi maju di Pilgub Jatim 2024. Petahana Khofifah Indar Parawansa masih tertinggi sebagai figur yang digadang-gadang maju Cagub Jatim 2024.
"Khofifah masih memiliki elektabilitas tertinggi sebagai Cagub Jatim," kata Direktur SSC Mochtar W Oetomo saat paparan hasil survei di Surabaya, Rabu (9/8/2023).
Mochtar menyebut elektabilitas Khofifah jauh meninggalkan nama-nama lain seperti Tri Rismaharini (18,4%), Emil Dardak (11,5%), Eri Cahyadi (6,7%), Anwar Sadad (5,5%). Nama-nama lain seperti Gus Ipul, Sarmuji elektabilitasnya di bawah 5%.
Mochtar memaparkan untuk Cawagub Jatim, elektabilitas Emil Dardak juga sangat kokoh meninggalkan nama-nama lain.
"Elektabilitas Emil sebagai Cawagub Jatim jauh meninggalkan nama lain yakni 35,8%. Kemudian disusul Eri Cahyadi 15,7%, dan Puti Guntur 7,3%, Anwar Sadad 6,8%. Nama-nama lain angkanya di bawah 5%," jelasnya.
Mochtar menyebut jika Khofifah tetap maju di Pilgub Jatim, maka pasangan paling potensial ialah Emil Dardak.
"Jika Khofifah belum declare di Pilpres, kita prediksi angkanya sulit dua digit karena belum declare. Jika sudah declare dan melakukan langkah kongkret bisa jadi naik dalam konteks jatim. Kalau berhasrat jangan sampai terlambat, daripada ketinggalan kereta," jelasnya.
"Kalau di Pilgub, dari data bisa dibaca bagaimanapun per hari ini kalau Khofifah Emil berpasangan dalam hitungan sederhana melihat elektabilitas keduanya digabung memang tertinggi. Bahwa komposisi Khofifah-Emil paling potensial, iya. Tapi hasil pilpres juga sangat menentukan pilgub ini," tandasnya.
Survei SSC dilakukan pada 25 Juli-3 Agustus 2023 di 38 kabupaten/kota Jawa Timur. Jumlah responden sebanyak 1.200 dengan metode pengambilan multistage random sampling.
Survei SSC memiliki margin of error sebesar -+ 2,83% dengan tingkat kepercayaan 95%. Sebagai informasi, SSC adalah salah satu lembaga survei yang bernaung dibawah Asosiasi Survei Opini Publik Indonesia (ASOPI) dan aktif dalam berbagai kegiatan riset opini publik sejak 16 tahun lalu, tepatnya sejak 7 Juli 2007.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait