Lembaga ini terus berjuang untuk mengangkat anak yatim. Sampai mendapatkan legalitas, sehingga Gus Khozin pun sempat mendapat penghargaan Dinas Pemuda dan Olahraga sebagai Pemuda Pelopor Tingkat Kota Surabaya.
Perbedaan dakwah mimbar dan dakwah nonmimbar, katanya, jika mimbar pulang membawa sesuatu, sedang dakwah nonmimbar pulang tidak membawa sesuatu, justru harus mengeluarkan sesuatu seperti sembako atau pun uang tunai. “Tiap hari pikiran ini fokus pemberdayaan anak yatim dan anak-anak telantar,” tegas Gus Khozin.
Dapat Tawaran Jadi Dosen
Dr Mukhrojin menjadi khatib Idul Adha di sebuah perguruan tinggi swasta. Usai khutbah, malah mendapat tawaran menjadi tenaga Dosen di PT tersebut. Karena belum menempuh S2, maka, ada beasiswa sehingga bisa melanjutkan S2. Hanya dalam waktu 18 bulan, lulus. Beruntung, setelah lulus S2 juga ada lagi beasiswa S3, dan 3 tahun dia lulus dengan nilai cumlaude.
Selain menjadi dosen, terkadang juga melayani advokasi hukum bagi masyarakat. Doktor muda ini juga berjuang memberantas buta baca kitab gundul bersama dengan KH Dawam Mualim, penemu Metode Al Muallim, Santri KH Maimun Zubair, Sarang, Rembang, Jateng. Gus Khozin mengajarkan bagaimana membaca kitab gundul dengan mudah dan menggunakan terjemah dengan bahasa Indonesia.
Sekretaris Umum Forum Penyuluh Agama Islam Kota Surabaya ini, juga aktif menjadi choacing kepenulisan. Banyak dari siswanya yang sudah menghasilkan buku-buku Fiksi maupun Non Fiksi. Pada pandemi ini, buku yang sudah terbit seperti Wonderful Sakinah, menjawab tantangan keluarga agar menjadi keluarga Sakinah Mawawaddah Warohmah. Terlebih akibat pandemi banyak pasangan yang tidak bisa merawat keluarganya sehingga mengakibatkan perceraian.
Dakwahnya menyasar anak-anak ‘nakal’.
Sebagai Penyuluh Agama Islam dengan Bidang Garap Narkoba dan HIV/ AIDS , Gus Khozin sering berhadapan dengan mantan Pecandu Narkoba dan Penderita HIV/AIDS yang kemudian taubat dan masuk Islam melalui dakwahnya. Puluhan orang sudah ikrar masuk Islam tanpa paksaan dengan bimbingan Gus Khozin. “Kasihan betul mereka, sekuat tenaga kita harus bantu untuk bangkit. Saya hanya bisa melakukan ini,” katanya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait