Bahrun yakin, jika sistem penerapan Bahasa Jawa Kromo Inggil diterapkan secara terus menerus. Maka, siswa akan lebih mengerti dan faham. Mereka bisa menerapkannya dirumah dengan orang yang lebih tua akan lebih sopan. “Semoga karakter akan akan terbentuk dengan baik,” terang dia.
Sementara itu, Aulia Sabrina Affandy, Siswi kelas XII Teknik Kimia Industri 2 ini mengaku sangat senang dengan adanya lomba ini. Menurutnya lomba Bahasa Jawa Kromo Inggil ini membuat siswa semakin berkarakter. Siswa akan lebih sering untuk menerapkan bahasa Jawa dengan guru. “Siswa akan lebih sopan dan bertutur bahasa,” katanya.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 6 Surabaya komitmen menjadikan budaya Jawa sebagai karakter siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 6 Surabaya. Foto iNewsSurabaya/arif
Lomba ini, ungkapnya sebenarnya sangat sulit, karena menggunakan Kromo Inggil. Ia mengaku melakukan persiapan yang sangat singkat, hanya dua hari sebelum lomba dilakukan. “Ceritanya saya inikan menggantikan teman saya, dia sakit makanya saya diminta untuk menggantikannya dalam lomba ini. Saya bingung, akhirnya saya belajar terus-menerus hingga lancar,” beber Aulia.
Aula berharap sekolah komitmen untuk mengembangkan penerapan Bahasa Jawa Kromo Inggil di sekolah. Dengan begitu, secara tidak langsung siswa dipaksa untuk menggunakan Bahasa Jawa dengan baik. “Kan siswa mau tidak mau harus belajar untuk bisa Bahasa Jawa. Saya yakin cara ini lebih baik,” jelas dia.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait