Wilayah wabah di Jatim yakni Lamongan, Gresik, Mojokerto, dan Sidoarjo. Kemudian Wilayah Tertular yakni Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Malang, Jombang, Batu, Jember, Magetan, Surabaya, Kota Malang, Kota Probolinggo, Tuban, Bojonegoro, Bangkalan, Madiun, Bondowoso, Sumenep, Sampang, Kediri, Nganjuk, dan Ponorogo.
Kemudian wilayah terduga yakni Pacitan, Blitar, Kota Kediri dan Situbondo. Sedangkan Wilayah Bebas PMK yakni Pamekasan, Banyuwangi, Kota Pasuruan, Kota Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Kota Madiun, Ngawi dan Kota Mojokerto.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Jatim merupakan produsen sapi terbesar di Indonesia. Untuk itu, ketika penyakit PMK pertama kali muncul maka hal ini menjadi perhatian serius. Sebab dibutuhkan penanganan secara komprehensif. Tidak hanya di Jatim, namun juga daerah-daerah lain. “Di Jawa Timur, vaksinasi PMK langsung kami gencarkan sejak PMK dinyatakan sebagai wabah nasional," kata Khofifah.
Saking seriusnya dalam menggencarkan vaksinasi, Jatim berhasil menjadi provinsi dengan capaian tertinggi vaksinasi PMK. Data dari https://siagapmk.crisis-center.id/ per 21 September 2023 pukul 18.36 WIB, capaian vaksinasi PMK selama tahun 2022 - 2023 di Jatim adalah tertinggi di Indonesia mencapai sebanyak 7.394.614 dosis. Dan mampu berkontribusi 39% dari total vaksinasi PMK nasional yaitu 19.554.202 dosis. "Capaian ini menunjukkan komitmen berbagai pihak atas keseriusan penanganan PMK di Jatim," ujar Khofifah.
Jatuh Bangun Peternak Sapi Diterjang PMK
Wabah PMK mengakibatkan para peternak di Jatim tersungkur. Tak terkecuali para peternak sapi perah di wilayah Kota Batu. Kota Madya ini ini dikenal sebagai wilayah penghasil susu sapi yang terkenal tidak saja di Jatim, tapi juga nasional. Salah satu daerah penghasil susu di Batu ada di Dusun Brau Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji.
Sebelum menjadi penghasil susu sapi, Dusun Brau adalah kawasan yang tertinggal. Daerahnya terpencil, dikelilingi bukit. Penduduknya bekerja sebagai buruh tani bahkan sempat dikenal sebagai desa preman. Kondisi tersebut berubah sejak tahun 2012 sejak warga beralih menjadi peternak. Kesejahteraan warga setempat berangsur meningkat.
Hingga kemudian bencana PMK melanda. Dampak dari PMK, dari sekitar 1.500 ekor ternak sapi yang dipelihara, saat ini tinggal 1.200 ekor. Para peternak sempat putus asa karena banyak sapi yang mati. "Sebagian ada yang menjual sapinya dengan harga murah karena tak sanggup menghadapi wabah PMK," kata Kepala Dusun Brau Fendi Tri Hermawan.
Ketua Kelompok Peternak Sapi Perah Dusun Brau, Munir Khan mengatakan, dalam sehari susu yang dihasilkan dari seluruh peternak mencapai 5.000 liter. Dari jumlah tersebut digunakan untuk memasok industri pengolahan susu nasional seperti Nestle dan Indolakto.
Namun kondisi tersebut berubah drastis saat wabah PMK menyerang. Ratusan ternak mati, peternak pun putus asa dan menjual ternaknya. Tak ayal produksi susu menurun drastis dan tidak bisa lagi memasok ke perusahaan yang menjadi mitranya. Peternak pun menjual sapi sapinya dengan harga murah, dan tidak lagi mempedulikan produksi susunya.
Pelan tapi pasti. Gerak cepat dinas peternakan melakukan vaksinasi massal membuat asa peternak kembali muncul. Kondisi wabah mulai bisa dikendalikan dan peternak kembali lagi meski belum maksimal. "Saat ini di Brau geliat peternak mulai terasa. Hasilpun juga meningkat. Kita bangkit untuk kembali menjadi wilayah penghasil susu sapi di Jatim dan nasional," ujar Munir Khan.
Warga Dusun Brau yang juga peternak sapi perah, Arianto Jamal mengaku memiliki sapi perah sebanyak 13 ekor. Namun tidak semua sapinya bisa diperah susunya karena untuk bisa memeras susunya sapi tersebut harus sapi induk dan juga sapi tersebut sudah pernah melahirkan sebelumnya.
Setiap pagi dan sore Jamal selalu memerah susu sapi yang mana merupakan sebagai kegiatan rutinan setiap harinya. Kegiatan tersebut dikaukan Jamal seorang diri sebanyak dua kali sehari. Sebelum diperah, sapi-sapi tersebut akan dimandikan terlebih dahulu agar kualitas susunya baik. "Setiap hari, sapi-sapi saya bisa menghasilkan 100 liter susu yang kemudian akan diambil oleh petugas dari koperasi," katanya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait