Lebih lanjut, Adji menyebut bahwa 90% kecelakaan kerja di area terminal peti kemas disebabkan perilaku tidak aman dari pekerja. Sisanya sebesar 10% disebabkan kondisi tidak aman. Oleh karenanya, PT Pelindo Terminal Petikemas berfokus dalam merubah perilaku pekerja yang berorientasi pada “safety” saat bekerja.
“Safety ini merupakan bagian dari roadmap transformasi SPTP, karena di dalamnya ada kegiatan untuk merubah perilaku pekerja. Dimana hal itu membutuhkan komitmen dan contoh dari pimpinan perusahaan. Dalam penerapan di lapangan kami menyiapkan 48 safety champion yang diharapkan dapat mempengaruhi semua pihak yang berkegiatan di dalam area terminal untuk mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja,” ujar Adji.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Sorong Jece Julita Piris menyebut implementasi “safety” di TPK Sorong saat ini sudah semakin baik. Para pekerja khususnya tenaga kerja bongkar muat yang bekerja di TPK Sorong sudah semakin memahami pentingnya keselamatan dalam bekerja di area terminal. Menurut Jece untuk menjadikan “safety” sebagai budaya dalam bekerja diperlukan ketegasan pengelola terminal.
“Pelindo di TPK Sorong saat ini sudah tegas terhadap para pekerja yang berkegiatan di dalam terminal. Mereka juga diberikan pengetahuan atau sosialisasi terkait “safety” termasuk juga penggunaan alat pelindung diri dalam melaksanakan pekerjaan di dalam terminal peti kemas,” sebut Jece.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait