SURABAYA, iNews.id - Posisi dan peran staf ahli kepala daerah kerap dipandang sebelah mata. Bahkan tak jarang staf ahli dianggap sebagai jabatan hukuman untuk pejabat yang tidak sejalan dengan kepala daerah hingga muncul istilah sentimentil 'distafahlikan'.
Padahal, staf ahli sesungguhnya memiliki peran strategis untuk membantu tugas-tugas kepala daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/ kota. Karena itu, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jatim berupaya terus mendorong peningkatan kompetensi staf ahli kepala daerah.
Upaya itu salah satunya dilaksanakan dalam bentuk kerjasama BPSDM dan Pemprov Jatim untuk menggelar Rakor Pengembangan Kompetensi Staf Ahli Kepala Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota Se-Jatim Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Rabu (26/01/2022). Rakor tersebut mengusung tema 'Mewujudkan Generasi Emas Jatim 2045'.
Kepala BPSDM Jatim Aries Agung Paewai mengatakan, pentingnya peran staf ahli dalam membantu tugas kepala daerah harus ditunjang dengan pengembangan kompetensi yang berkelanjutan. Karena itu, melalui rakor ini diharapkan dapat terjadi peningkatan kompetensi staf ahli bidang kemasyarakatan dan SDM.
Selain itu, melalui forum ini juga diharapkan menjadi ruang komunikasi antar staf ahli di tingkat provinsi maupun kabupaten/ kota untuk menambah wawasan dan berbagi pengalaman.
"Kedepan kita berharap peran staf ahli lebih strategis dalam memberikan masukan dan saran serta telaah dalam mengambil kebijakan kepala daerah tentang berbagai hal sesuai bidang tugas masing-masing," katanya.
Kedepan, kata dia, BPSDM Jati. akan menyiapkan program pelatihan pengembangan kompetensi khusus bagi para staf ahli. "Saat ini pemerintah pusat sedang menyusun materi kurikulum agar dapat lebih meningkatkan peran kepala daerah dalam menjalankan tugasnya," tutur Aries Agung.
Dalam kesempatan itu, hadir sebagai keynote speaker Staf Ahli Gubernur Jatim Bidang Kemasyarakatan dan SDM Akhmad Jazuli. Dalam sambutannya Jazuli mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk peningkatan kompetensi para staf ahli dengan memberikan motivasi dan berbagai informasi yang update.
"Staf ahli itu memiliki peran yang sangat strategis dalam menentukan penyediaan informasi dan analisis untuk pembuatan suatu keputusan tertentu. Karenanya, sebagai staf ahli diharapkan dapat bermanfaat bagi sesama dalam mendukung kinerja pemerintah daerah," ujar Jazuli.
Sementara itu, hadir juga sebagai narasumber Kepala Biro Organisasi Setdaprov Jatim Ramliyanto. Pihaknya menjelaskan, posisi demografi Jatim berdasarkan data BPS menunjukkan bahwa usia produktif usia 15-64 tahun sudah mencapai 69,79%.
Hal ini menunjukkan bahwa Jatim mempunyai SDM yang luar biasa. Namun, jika salah kelola Jatim juga mempunyai masalah yang luar biasa.
"Hasil penelitian Pricewater house Cooper (PWC) tentang proyeksi ekonomi didapatkan data bahwa perekonomian Indonesia pada 2030 berada di peringkat lima terbesar dunia dan akan meningkat menjadi peringkat ke-4 dunia pada tahun 2050 di bawah Tiongkok, India dan Amerika," jelas Ramliyanto.
Prediksi tersebut perlu menjadi motivasi agar potensi demografi Jatim itu mampu menjadi pendorong perekonomian Indonesia mencapai peringkat ke-4 dunia pada tahun 2050. Untuk mencapai itu, menurut Ramliyanto, ada tiga tantangan yang harus dihadapi untuk pembangunan SDM.
Yaitu era disrupsi yang menuntut inovasi-inovasi dalam pengembangan kompetensi, era globalisasi yang menentukan standar kualitas SDM tidak hanya diukur dalam sekala lokal atau nasional tapi dalam skala global. Ketiga, pembangunan SDM harus dijalankan dengan mengikuti standar-standar internasional dan gig economy.
Sebab, kecenderungan anak-anak millenial saat ini telah berkembang untuk menjadi pekerja temporer (independent worker) yang tidak terikat dengan perusahaan tertentu. ”Pada pilar Visi Indonesia 2045, pembangunan SDM dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi prioritas utama,” ujar Ramliyanto.
Merespon arahan tersebut, Ramliyanto mengatakan pembangunan SDM di Jatim telah berjalan sangat luar biasa. Hal itu didasarkan pada fokus Gubernur Jatim terhadap pengembangan SDM yang sangat besar.
Salah satunya ialah dibuktikan dengan alokasi anggaran untuk bidang pendidikan tembus di angka 51% dari total APBD Jatim.
Melalui APBD Jatim sebesar itu, Pemprov telah menetapkan sasaran prioritas penguatan SDM untuk Generasi Emas Jatim 2045 meliputi penyiapan lulusan berdaya saing dengan memperkuat relevansi pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Hal ini untuk menjawab kebutuhan dan peningkatan daya saing daerah, menciptakan ekosistem ketenagakerjaan seperti job marketplace, kewirausahaan dan profesional freelancer melalui Millennial Job Center.
Peningkatan daya saing angkatan kerja juga dilakukan dengan melakukan up-skilling dan re-skilling. ”Inilah yang telah dilakukan Jatim mewujudkan salah satu program Nawa Bhakti Satya yang digagas Gubernur Jatim melalui visi Jatim Cerdas - Jatim Kerja," ujar Ramliyanto.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait