Sebagai proyek nasional, lanjut Kaharuddin, BMPP memiliki nilai yang sangat strategis bagi Indonesia. Letak geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, menjadi tantangan dalam melakukan pemenuhan dan pemerataan pasokan listrik.
Hadirnya BMPP dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembangunan pembangkit listrik di Indonesia. Dengan Pembangkit listrik terapung, dapat memudahkan pada segi pembangunan hingga perawatan operasionalnya.
"Efisiensi pada BMPP Nusantara 1 cukup tinggi, dengan panjang barge 72 m dan lebar 27 m, BMPP dapat men-supply listrik sebesar 60MW," jelas Kaharuddin.
Sementara itu Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo menuturkan dengan masuknya BMPP Nusantara 1, maka sistem kelistrikan di wilayah Ambon akan semakin solid karena sepenuhnya akan dikelola oleh PLN Group.
"Kami harapkan BMPP Nusantara 1 dapat beroperasi dengan handal efisien dan tepat waktu, dalam mendukung sistem kelistrikan wilayah Ambon. Berikutnya akan berlanjut dengan BMPP Nusantara 2 dan BMPP Nusantara 3 dengan total kapasitas 150 MW,” terangnya.
BMPP Nusantara 1 akan dioperasikan di Ambon, Maluku, guna menggantikan kapal pembangkit listrik (Power Ship) Karadeniz milik Turki.
Sebagai pembangkit listrik terapung, BMPP dibangun menggunakan robust & proven design, didukung teknologi dual fuel engine, serta memiliki fleksibilitas pengoperasian dengan bahan bakar yang berbeda, baik dengan bahan bakar solar B30 maupun gas tanpa perlu mematikan pembangkit.
Hal ini sebagai solusi ketersediaan bahan bakar yang ada di daerah tersebut. Dimensi barge yang compact dan sarat air rendah sehingga dapat dioperasikan di perairan dangkal dan daerah terpencil, bersifat mobile. Sehingga dapat menjadi solusi elektrifikasi saat terjadi bencana alam.
Kedepan BMPP diharapkan dapat memenuhi kebutuhan atau menggantikan pembangkit listrik terapung di beberapa wilayah kepulauan di Indonesia.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait