Tangani Stunting di Jatim, BKKBN Rangkul Mahasiswa Turun ke Lapangan

Arif Ardliyanto
Tangani Stunting di Jatim, BKKBN Rangkul Mahasiswa Turun ke Lapangan. Foto iNewsSurabaya/ist

Mahasiswa diharapkan dapat berperan sebagai agen perubahan sosial dengan mensosialisasikan isu stunting kepada teman sebaya dan lingkungannya. “Mereka memiliki peran penting sebagai insan sosial yang turut menyosialisasikan upaya percepatan penurunan stunting,” tambahnya.

Dalam mencapai target penurunan stunting, Pemerintah Jawa Timur menetapkan target 14 persen, namun, Ernawati berharap angka tersebut dapat lebih rendah. “Kita berharap agar target ini lebih rendah sebagai budaya ungkit bagi tingkat nasional, dengan target 13 kabupaten pada tahun 2024,” jelasnya.

Menyinggung tantangan di berbagai daerah, Ernawati menyatakan bahwa semua daerah memiliki kesulitan tersendiri. “Stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kemiskinan, pola asuh, dan pemahaman perkawinan anak. Sinergi antara pihak pers dan mahasiswa menjadi kunci untuk menyelesaikan berbagai persoalan terkait faktor penyebab stunting,” pungkasnya.
Upaya bersama antara insan pers dan mahasiswa diharapkan dapat menciptakan momentum positif dalam percepatan penurunan stunting di Jawa Timur serta menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia.

Sementara itu, Rektor Unitomo Prof. Siti Marwiyah tampak menyambut baik sinergitas ini. Seusai pembukaan seminar, Rektor menerima plakat dan cinderamata dari Kepala Perwakilan BKKBN Jatim.​

“Kami siap bekerjasama untuk masalah stunting karena kami memiliki SDM yang kuat,” terang Prof Siti. 

Prof Siti menambahkan juga di beberapa fakultas yang bisa mengedukasi tentang gizi dan kebutuhan makanan sehat calon ibu hamil. Universitas dr. Soetomo juga telah melaksanakan KKN Tematik, dimana dosen pembimbing sudah membekali mahasiswa tentang gizi dan stunting sehingga bisa diteruskan ke masyarakat saat mereka melakukan KKN Tematik. 

Salah satu narasumber, Sekretaris PWI Jatim, Dr. Eko Pamuji menjelaskan kegiatan BKKBN yang bekerja sama dengan Perguruan Tinggi dan media massa peduli terhadap program percepatan penurunan stunting.

“Sebagai insan pers, kita harus sering memberitakan perihal stunting ini. Agar masyarakat Indonesia bebas stunting,” ungkap pria yang juga berprofesi dosen di Universitas Negeri Surabaya. 

Editor : Arif Ardliyanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network