BANYUWANGI, iNewsSurabaya.id - Kekeringan yang melanda wilayah Banyuwangi, Jawa Timur membuat warga ketat-ketir. Kondisi warga sangat memprihatinkan, karena kehabisan air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Untuk mengatasi kekeringan, warga Banyuwangi mengadakan ritual yang tak biasa. Warga mengawinkan kedua kucing atau Mantu Kucing. Ritual ini diadakan di Desa Grajagan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Ritual ini menjadi kegiatan rutinan setiap tahun. Menginjak bulan November, warga sudah menyiapkan event ritual Mantu Kucing. Sepasang kucing jantan dan betina digendong oleh dua warga dan diarak keliling Desa melalui jalan pertanian milik warga menuju sumber mata air Desa yakni Umbul Sari.
Ritual mantu kucing ini digelar pada hari Jumat 17 November 2023 oleh masyarakat adat dan pemangku wilayah. Mantu kucing ini selayaknya seperti sepasang pengantin.
Kepala Desa Grajagan, Supriyono mengatakan, dalam ritual Mantu Kucing ini tidak ada jenis kucing khusus yang digunakan pada ritual ini. Namun, Mantu Kucing ini tidak bisa dilaksanakan begitu saja, ada syarat tertentu yang harus dipenuhi.
"Kedua kucing itu harus berasal dari utara dan selatan Desa," katanya.
Kedua kucing jantan dan betina saling bertemu seperti sepasang pengantin, keduanya langsung diarak oleh ratusan warga dengan diiringi gamelan Jawa serta tarian jaranan Bruto.
"Setelah sampai di sumber mata air yang dituju Umbul Sari, diadakan ritual serta doa - doa dimulai sambil membakar kemenyan atau dupa," ujarnya.
Sesepuh Desa terlihat memecah batok buah kelapa serta tidak lama kemudian sepasang kucing tersebut dilepas dalam sumber mata air tersebut. Ritual itu dilanjutkan dengan menyiramkan air ke sekitar mata air dan ratusan warga yang datang di ritual mantu kucing tersebut.
Setelah kedua kucing itu dilepas, seorang warga menyiramkan minuman dawet di sekitar sumber mata air Umbul Sari agar air hujan segera turun dan masyarakat petani bisa bercocok tanam.
"Ritual Mantu Kucing ini dilakukan secara rutin turun - temurun sejak tahun 1930, ketika itu Desa kami mengalami kemarau panjang. Pada saat itu, Kepala Desa Grajagan mendapat wangsit atau suara gaib, agar masyarakat mengadakan ritual mantu kucing dan menggelar tarian tradisional jaranan," ucap Supriyono.
"Setelah diadakan ritual mantu kucing serta tarian jaranan, daerah tersebut hujan dan kemarau panjang berakhir," terangnya.
Dengan hal tersebut, ritual mantu kucing terus dilestarikan hingga sekarang. Tujuan dari ritual mantu kucing ini berdoa kepada sang pencipta agar hujan segera turun.
"Msyarakat Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi mayoritas merupakan petani dan setelah mantu kucing ini hujan turun maka masyarakat dapat bercocok tanam dan mendapatkan hasil yang melimpah," bebernya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait