SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Produsen tisu dan kertas, PT Suparma Tbk (SPMA) hingga akhir tahun ini menargetkan penjualan sebesar Rp2,6 triliun. Hingga September 2023, penjualan sudah tercapai Rp1,9 triliun atau 75,1% dari total target.
Untuk laba kotor, hingga akhir tahun ini ditarget sebesar Rp460 miliar. Hingga triwulan III 2023, sudah tercapai Rp356 miliar atau 77,4%. Sementara untuk hasil produksi, selama tahun 2023 diproyeksikan mencapai 220.000 MT. Dan hingga September 2023 sudah tercapai 163.248 MT 74,2%.
Direktur PT Suparma Tbk, Hendro Luhur mengatakan, penjualan bersih perseroan hingga triwulan III 2023, mengalami penurunan sebesar 17,2% dibandingkan penjualan bersih pada periode yang sama pada tahun 2022. Penurunan penjualan bersih ini mengakibatkan perseoran merevisi target penjualan di 2023. Dari semula Rp3,4 triliun menjadi Rp2,6 triliun. "Penurunan penjualan bersih tersebut disebabkan penurunan harga jual rata-rata produk sebesar 18,5%," katanya saat paparan publik, Senin (20/11/2023).
Sedangkan untuk pencapaian penjualan bersih selama periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2023 adalah sebesar Rp2,1 triliun. Dimana pencapaian ini setara dengan 83,7% dari target penjualan tahun 2023. "Kami optimistis target penjualan hingga akhir tahun ini bisa tercapai," ujarnya.
Sementara itu, kuantitas penjualan kertas perseroan mengalami peningkata 2,0%, dari semula sebesar 153.992 MT menjadi 156.995 MT. Pencapaian ini setara dengan 74,8% dari target kuantitas penjualan kertas perseroan yang sebesar 210.000 MT.
"Sedangkan pencapaian kuantitas penjualan kertas selama periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2023 adalah sebesar 177.546 MT. Jumlah ini setara dengan 84,5% dari target kuantitas penjualan kertas tahun 2023," tandas Hendro.
Dia menambahkan, tahun depan kinerja industri kertas tidak akan begitu terpengaruh dari perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu). Memang saat momen elektoral tersebut berlangsung, terdapat kenaikan permintaan kertas. Namun, tidak begitu signifikan. "Selama tahun politik, tidak ada pengaruh negatif atau lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait