Negeri ini dihuni mayoritas muslim yang ditenun oleh perbedaan dalam banyak hal, yang beberapa kali terancam koyak namun masih terselamatkan karena adanya rasa saling percaya. Dan kemanusiaan hanya bisa dibangun dengan trust.
Kehadiran Atikoh adalah elemen penting dalam ikhtiar besar Ganjar Pranowo untuk bisa memenangkan nasib dan masa depan rakyat. Sebagai seorang perempuan, ia bisa berbicara dengan hati dan naluri untuk menempatkan kaum hawa sebagai subyek dalam politik kebangsaan.
“Kalau perempuannya kuat, bangsa ini pasti kuat. The power of emak-emaknya luar biasa sekali. Kalau semua bergandengan tangan, emak-emaknya jalan semua, geraknya lincah, insya Allah masalah bangsa dan negara ini bisa kelar,” katanya saat senam bersama ribuan kaum ibu di Banyu Urip, Surabaya, Rabu (20/12/2023).
Siti Atikoh seperti sedang memperbarui adagium “perempuan di balik lelaki sukses”. Adagium itu menempatkan perempuan seakan-akan sebagai sesuatu yang tak terlihat. Perempuan tak berada di balik lelaki sukses, namun di sisi lelaki sukses. Berjalan bersama, berdampingan, sejajar sesuai kodrat dan peran kemanusiaan masing-masing.
Siti Atikoh adalah wajah dari “Kartini Maju” yang disampaikan Ganjar dan Mahfud MD dalam visi dan misi mereka: dukungan penuh terhadap pilihan perempuan di seluruh bidang, penguatan posisi perempuan dalam relasi kerja, dan seratus persen jaminan kesetaraan kepada perempuan maupun laki-laki untuk menjalankan peran pengasuhan dalam keluarga.
Atikoh telah berkeliling Surabaya pada Selasa-Rabu (19-20/12/2023). Dia bukan hanya berhasil menyapa banyak orang dan merebut hatinya, tapi juga menyampaikan pesan penting: bahwa tidak apa-apa sebuah bangsa memiliki harapan. Republik ini dibangun dari jutaan harapan rakyatnya pada masa lampau dan hari ini. Dan kepada Ganjar dan Prof Mahfud MD, harapan itu kita titipkan.
Penulis :
M. Eri Irawan
Kader PDI Perjuangan, Ketua Bidang Kaderisasi dan Ideologi Banteng Muda Indonesia (BMI) Surabaya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait