Pasca Debat Cawapres, Cahyo Harjo Prakoso: Gibran Tepis Keraguan Masyarakat

Ali Masduki
Ketua DPC Gerindra Surabaya, sekaligus Ketua TKD Surabaya, Cahyo Harjo Prakoso saat nobar debat cawapres. Foto/Istimewa

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Ketua DPC Gerindra Surabaya, sekaligus Ketua TKD Surabaya, Cahyo Harjo Prakoso menilai bahwa debat Cawapres yang baru saja digelar mampu menepis keraguan masyarakat terhadap Gibran Rakabuming Raka .

Dalam sesi debat tersebut, Cahyo melihat Cawapres Koalisi Indonesia Maju (KIM) tampil memukau dan sangat bernas.

Bahkan sejumlah media asing menyoroti kepiawaian Gibran mendominasi panggung debat Cawapres. Seperti Al Jazeera dan Nikkei. Media itu menilai putra sulung Jokowi ini berhasil menghapus stigma negatif tak berpengalaman dan nepotisme.

Karena yang terjadi adalah, semua mata tertuju pada Gibran. Sosok pemuda yang berhadapan dengan lawan politiknya yakni para kandidat berpengalaman.

Tapi, Gibran mampu menjawab pertanyaan lawan dengan singkat, padat, dan jelas. Mulai bicara soal Artificial Inteligence (AI), blockchain, robotika, perbankan syariah sampai kripto. Begitu pula penekanan bagi kebijakan hilirisasi dari pertanian, pertambangan hingga ke ranah digital.

"Kalau berdasarkan data, kalau kita unggul dalam suatu sesi debat, untuk meningkatkan instrumen itu biasanya sekitar 3 persen. Tapi kalau saya lihat seperti ini, Insya Allah mungkin bisa naik sampai 10 persen," kata Cahyo, Senin (25/12/2023).

Cahyo yang juga merupakan Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Surabaya ini menegaskan, beberapa kali ia melakukan diskusi bersama Tim Kampanye Nasional (TKN) di Jakarta. Cahyo memuji kecerdasan dan keberanian Gibran.

"(Gibran) bukan tipikal orang yang banyak retorika, yang pintar bicara. Memang, calon presiden dan calon wakil presiden kita ini bukan orang kaleng-kaleng," sambungnya seraya berharap Gerindra Surabaya akan menang di Surabaya. 

Gibran dinilai sudah memiliki bukti konkrit dalam mengubah 'peradaban'. Ia berhasil memoles wajah Kota Solo yang dulu kota kuno dan hanya mengidentikkan kebudayaan, namun saat ini bisa menjadi kota yang modern dan kota paling toleran di Indonesia.

"Kota yang juga memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia," ungkap Cahyo.

Kendati mengubah wajah Solo menjadi kota modern dan maju, Gibran tidak meninggalkan nilai-nilai kepribadian tersebut.

"Itulah miniatur Indonesia. Indonesia harus menjadi negara maju, harus menjadi Indonesia Emas, tapi tidak meninggalkan nilai-nilai kepribadian kebudayaan asli Indonesia," tandasnya.

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network