SURABAYA, iNewsSurabaya.id - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menggelar BTN Economic Outlook 2024 di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (30/1/2024).
BTN Economic Outlook 2024 merupakan event Nasabah BTN Prioritas yang diselenggarakan secara tahunan guna membahas seputar tren yang berkembang dimasa depan yang meliputi bisnis, ekonomi dan politik.
Event ini juga bertujuan untuk memberikan informasi atau pandangan kepada Nasabah BTN Prioritas yang terundang terhadap perekonomian dan politik di Indonesia di 2024.
Sehingga nasabah dapat mempersiapkan mitigasi risiko yang tepat dalam menghadapi tantangan makroekonomi pada tahun 2024, termasuk pendapat terkait produk-produk investasi yang dapat dipilih ke depannya.
Dalam kesempatan ini Presiden Direktur BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, beberapa langkah stimulus yang diberikan oleh pemerintah sebagai countercyclical buffer untuk mengatasi dampak penurunan perekonomian masyarakat telah dijalankan dengan baik oleh perbankan, dan pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan kearah yang lebih baik.
"Kendati menghadapi sejumlah gejolak ekonomi dunia pascapandemi Covid-19 dan dampak perang antarnegara, perekonomian Indonesia relatif terkendali sepanjang tahun 2023 ini. Dengan capaian ini, Indonesia tetap optimistis menghadapi tantangan perekonomian global 2024 yang masih penuh ketidakpastian," terangnya.
Otoritas Jasa Keuangan mencatat, Kinerja sektor jasa keuangan khususnya perbankan pada 2023 masih solid dengan indikator permodalan dan likuiditas yang tersedia serta risiko kredit yang terjaga.
Fungsi intermediasi perbankan pada bulan November 2023 kembali mencatatkan tren peningkatan dengan kredit tumbuh sebesar 9,74% yoy.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada November 2023 tercatat tumbuh sebesar 3,04% yoy dengan laju pertumbuhan meningkat, terutama didorong oleh peningkatan deposito sebesar 3,50% yoy. Risiko kredit menunjukkan penurunan dengan rasio NPL perbankan sebesar 2,36%.
Di sisi lain, kredit restrukturisasi Covid-19 kembali mencatatkan penurunan sebesar Rp15,84 triliun menjadi Rp285,32 triliun, dengan jumlah nasabah juga menurun menjadi 1,14 juta nasabah setelah pada Oktober 2023 tercatat sebesar 1,22 juta nasabah.
Namun sebagai industri jasa keuangan yang merupakan salah satu pilar utama perekonomian harus juga sensitif terhadap sentimen inflasi global, perkembangan digital, hingga kondisi perekonomian dalam negeri.
Dilansir dari beberapa data yang diterbitkan OJK serta dalam kacamata pengamat terdapat beberapa tantangan yang harus dicermati di antaranya sebagai berikut :
1. Krisis secara global yang ditimbulkan oleh perang Rusia dan Ukraina, pelemahan ekonomi tiongkok serta tensi geopolitik Timur Tengah yang menyebabkan terjadinya lonjakan harga komoditas, baik energi maupun pangan yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
2. Pelemahan ekonomi global yang potensi tumbuhnya hanya 2,8% sehingga munculnya fenomena gradual disinflation atau inflasi yang turun secara lambat
3. Hingga Desember 2023, The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya menjadi 5,50% atau mencapai 525 bps sejak Februari 2022. Kenaikan Fed Funds Rate yang agresif ini diperkirakan akan tetap tinggi dengan siklus yang lebih panjang mendorong tetap kuatnya mata uang dolar AS sehingga memberikan tekanan pelemahan nilai tukar di berbagai negara.
4. Di sisi moneter, Bank Indonesia juga terus memperkuat bauran kebijakan BI-7 Day Reverse Repo Rate untuk mengelola volatilitas nilai tukar rupiah, dan pendalaman pasar keuangan, untuk mengarahkan ekspektasi inflasi dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.
5. Likuiditas yang diperkirakan masih akan ketat. Bank Indonesia sendiri menargetkan kredit dapat tumbuh double digit pada tahun 2024. Namun demikian, likuditas diproyeksikan masih akan ketat dan diperkirakan baru mulai akan melonggar pada Semester II/2024 seiring dengan proyeksi penurunan suku bunga.
6. Pentas Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan segera telaksana, yang berdampak pada perilaku investor yang lebih “wait and see” dalam melakukan ekspansi usaha serta banyaknya aliran modal yang keluar dari Indonesia;
7. Perkembangan digitalisasi dan artificial intelligent yang semakin cepat dalam mendominasi kehidupan perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
BTN Economic Outlook 2024 juga menyampaikan update kondisi di bidang perumahan/property. Stimulus yang dilakukan Pemerintah dapat mendorong permintaan rumah pada tahun 2023 dan terus berlanjut sampai dengan sekarang
Yakni terkait pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100% untuk semua jenis properti dan kebijakan PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga harga rumah Rp 5 Milyar yang mulai berlaku November 2023.
Menurut Nixon LP Napitupulu, besarnya dukungan Pemerintah ini dapat terlihat pada pertumbuhan KPR Nasional hingga triwulan III 2023 telah tumbuh mencapai 12,66% yoy, sehingga pertumbuhan KPR terus mencapai 2 digit sejak Triwulan II 2023.
"Hal ini menjadikan sektor properti masih menjadi sektor yang dapat memberikan kontribusi banyak terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia," ungkapnya.
Kata dia, sesuai visi BTN yaitu untuk menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia di tahun 2025, Bank BTN telah melakukan berbagai transformasi sehingga menjadi semakin dapat diandalkan, cepat, berkualitas sehingga dapat memenuhi bahkan melampaui harapan para stakeholders Bank BTN.
Transformasi Kantor Cabang, pengembangan low cost funding dengan implementasi produk tabungan baru yang menyasar segmen bisnis, Pembentukan Regional Loan Processing Center dan Commercial Banking Center, inisiatif kredit high yield, perluasan jangkauan bisnis perumahan khususnya segmen emerging affluent, optimalisasi KCP, one stop financial solution melalui pengembangan super apps BTN Mobile dan Digital Mortgage Ecosystem merupakan insiatif strategis yang kita lakukan untuk mendongkrak kinerja serta dapat memenuhi kebutuhan nasabah BTN.
Nixon LP Napitupulu berharap BTN Economic Outlook 2024 dapat menjadi salah satu Langkah dalam proses peningkatan pengelolaan risiko perbankan atas tantangan-tantangan dimasa yang akan datang. Sehingga Industri Keuangan Perbankan dapat meningkatkan performanya dengan penerapan Manajemen Risiko yang baik dan terarah.
"Semoga dengan pelaksanaan agenda hari ini dapat memberikan nilai dan manfaat yang lebih bagi nasabah Bank BTN dalam berusaha dan berinvestasi,"tandasnya.
Sebagai informasi, sengan kinerja yang baik di tahun 2023 ini, Bank BTN berhasil mendapatkan aspirasi dari berbagai pihak dalam dan luar negeri diantaranya adalah
1. AAA Company from Pefindo
2. Juara 1 Kategori Perusahaan BUMN Keuangan (Annual Report Award untuk tahun 2022)
3. The Greatest Champions of GRC Excellence 2023
4. The Highest Financial Intergrity Rating untuk kelompok KBMI 3, KBMI 4 maupun nilai rata2 Bank Umum.
5. The World’s Best Islamic Project Finance House - Euromoney Awards
6. The Best Mortgage Loan Conventional Bank (KBMI) 3)
7. Best Mid Cap – Gold FinanceAsia’s 23rd
8. ESG Disclosure Transparency Awards 2023 (Leadership AA)
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait