KIP Foundation Dorong Kolaborasi dan Inovasi Desa Wisata

Lukman Hakim
KIP Foundation Dorong Kolaborasi dan Inovasi Desa Wisata. Foto iNewsSurabaya/ist

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Kita Indonesia Penggerak (KIP) Foundation sebagai mitra Klinik BUM Desa kembali menggulirkan beberapa program penguatan dan pengembangan Desa Wisata berbasis BUMDesa. Program sebagai salah satu bentuk pembangunan desa secara terpadu untuk mendorong transformasi sosial, budaya, dan ekonomi desa. 

Pada tahun 2024 ini, program penguatan dan pengembangan desa wisata di Provinsi Jatim mengangkat tema "Penguatan Ekonomi Kreatif dalam Mengembangkan Desa Wisata Berbasis BUMDesa yang berkelanjutan". 

Founder KIP Foundation, Dwi Ariady Kusuma,  menuturkan bahwa tema ini dipilih untuk menjawab tantangan masa depan desa wisata yang semakin dinamis. Sehingga dibutuhkan formulasi dan pendekatan kreatif serta inovatif agar desa wisata dapat berkelanjutan. 

"Seiring dengan arahan presiden Indonesia, Kemenparekraf, Kemendes dan Pemerintah Provinsi Jatim, bahwa pengembangan Desa Wisata kedepan harus mengutamakan kolaborasi dan inovasi,” katanya, Jumat (8/3/2024).

Menurutnya, pendekatan ekonomi kreatif ini diambil sebagai tema utama, karena saat ini ekonomi kreatif menjadi pilar untuk mendongkrak ekonomi yang inklusif. “Kita juga dorong melalui digital promotion dan penguatan CBT (Community Based Tourism). Rangkaian program mitra Klinik BUM Desa ini sudah kita mulai dengan kegiatan Workshop Rembuk Nyekrup,” ugkap Ari.

Rangkaian program penguatan dan pengembangan Desa Wisata berbasis BUMDesa di Provinsi Jatim yang akan dilaksanakan hingga Juli 2024 diawali dari Kegiatan ‘Workshop Rembuk Nyekrup’ yang dilaksanakan pada 28 Februari 2024. Kegiatan ini diikuti 30 tim Mitra Klinik BUMDesa 

Manajer Regional Engagement & Sustainability Baktiar Nur Makmura, dalam sambutannya sebagai perwakilan dari Sampoerna untuk Indonesia mengatakan, program ini memberikan kesempatan bagi 200 Desa Wisata peserta untuk dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dari Desa. Nantinya akan ada 4 desa wisata terbaik yang akan mendapatkan support facility.

Pelatihan dan pendampingan Desa Wisata ini, kata dia, tidak hanya bermanfaat bagi BUM Desanya, tapi juga pelaku UMKM Mikro di sekitarnya. “Program ini merupakan kolaborasi antara Sampoerna dan KIP Foundation dengan Pemerintah Provinsi Jatim dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dari desa,” ucapnya.

Kegiatan Workshop Program Rembuk Nyekrup dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jatim Budi Sarwoto. Budi mengatakan, Jatim menjadi provinsi tertinggi dalam kategori Desa mandiri se-Indonesia yakni mencapai 2.800 desa mandiri atau setara 24,44% dari keseluruhan. “Jatim penyumbang perekonomian terbesar kedua di pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 24,99%,” katanya. 

Direktur Program, Nova Hariyanto, tahun ini Mitra Klinik BUMDesa berupaya menggali potensi Desa Wisata di Jatim dengan fokus program prioritas Pemerintah Provinsi Jatim, yaitu Program “Dewi Cemara” (Desa Wisata Cerdas, Mandiri dan Sejahtera).

Nova menjelaskan tren pertumbuhan Desa Wisata Jatim berkembang secara signifikan. Pada tahun 2022, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim mencatat bahwa terdapat 596 desa wisata yang tersebar dari Kabupaten Pacitan hingga Kabupaten Banyuwangi.

“Program pendampingan desa wisata tahun ini difokuskan pada pengembangan ekonomi kreatif dan komunitas atau community based tourism (CBT). Ini merupakan pendekatan pariwisata yang melibatkan aktivitas partisipatif dan tanggung jawab dari komunitas lokal dalam pengelolaan, pengembangan, dan pemasaran destinasi wisata,” tandasnya. 

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network