Meski demikian, Adhy juga meminta komitmen penuh TPID baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota se-Jatim untuk bersama-sama dan bersinergi dalam mengendalikan inflasi. Terutama di momen menjelang HBKN ini.
“TPID bersama BI telah mencanangkan Program Sigati (Sinergitas Gapai Inflasi Terkendali) yang merupakan penajaman strategi 4K yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif,” katanya.
Secara rinci strategi keterjangkauan harga dilakukan melalui operasi pasar murah, gerakan pangan murah, warung tekan inflasi, intensifikasi penyebaran bahan pangan, dan program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).
Kemudian strategi ketersediaan pasokan dicapai dengan sidak ke pasar dan distributor agar tidak menahan stok barang hingga penguatan kelembagaan produsen. Salah satu bentuk penguatan tersebut dengan skema korporasi petani. "Terobosan ini sebetulnya sudah dilakukan sejak semester lalu untuk konsep programnya," katanya.
Strategi selanjutnya ialah memastikan kelancaran distribusi dengan cara mengoptimalkan kerja sama intra provinsi dan memberi bantuan angkutan bahan pangan strategis. “Terakhir ialah komunikasi efektif dengan cara mengendalikan ekspektasi inflasi dan mencegah asimetri informasi di masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Erwin Gunawan Hutapea mengatakan, pada 27 Februari yang lalu, pihaknya sudah melaksanakan rakorpusda dengan mengundang kementerian dan lembaga terkait dari Jakarta dan koordinasi di seluruh wilayah Jawa dalam konteks mengendalikan inflasi.
Bahkan, sambung Erwin, beberapa hari lalu Pj Gubernur Jatim juga memimpin rakor terkait BBM dan LPG. Semuanya dalam upaya mengendalikan inflasi jelang Ramadan dan idul Fitri tahun ini.
"Jadi kawan-kawan sekalian Pj Gubernur sudah memberikan arahan terkait dengan langkah-langkah jangka pendek untuk mengendalikan kestabilan harga jelang Ramadan dan Idul Fitri," tuturnya.
Dia menandaskan, khusus untuk Jatim, ada 8 program turunan dari 4K itu mulai dengan stabilisasi melalui operasi pasar kemudian gelar pangan murah dan juga SPHP menjaga kelancaran distribusi. Tidak hanya orang tapi juga barang agar semua masyarakat dapat memperoleh kebutuhan pokok khususnya beras, cabai, daging ayam, telur dan minyak goreng," jelasnya.
Semua ini, lanjut Erwin, agar semua masyarakat dapat melaksanakan ibadah Ramadan dan idul Fitri dengan baik dan dalam konteks menjaga agar harga terjangkau. “Sehingga pertumbuhan ekonomi yang sudah dilakukan dengan baik di Jatim tentunya mendeliver kesejahteraan bagi masyarakat,” tandasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait