SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Partai Golkar mengukir tren positif dalam Pemilu 2024, menunjukkan peningkatan yang signifikan dibanding lawannya, PDI Perjuangan. Dengan filosofi bahwa pemilu adalah panggung untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, Golkar berhasil meraih simpati masyarakat Surabaya dengan pendekatan yang menyentuh hati.
Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya, Arif Fathoni, menegaskan bahwa kunci keberhasilan Golkar adalah kerja politik kemanusiaan yang telah mereka lakukan selama empat tahun terakhir. Penambahan suara Golkar, khususnya dari generasi Z, menunjukkan bahwa mereka menghargai konsistensi dan dedikasi partai tersebut dalam melayani masyarakat.
"Golkar menganggap Pemilu itu sarana perlombaan kebaikan atau jembatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, nah cara memenangkan hati masyarakat maka kita harus menyenangkan hati masyarakat dulu," jelasnya
Sistem "saint league" yang diterapkan dalam Pemilu kali ini memperkuat kerja bersama dan solidaritas di antara anggota partai untuk meraih dukungan dari semua lapisan masyarakat.
"Ini adalah bukti nyata bahwa kemenangan tidak hanya ditentukan oleh individu, tetapi juga oleh kerjasama tim yang kuat," ujarnya.
Golkar Surabaya mengalami peningkatan suara dalam Pileg Kota Surabaya tahun 2024 ini. Berdasarkan Keputusan KPU Kota Surabaya Nomor 61 Tahun 2024 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Anggota DPRD Kota Surabaya, Partai Golkar berhasil mengumpulkan 136.814 suara.
Catatan tersebut cukup mengejutkan, dimana tahun 2019 lalu, Partai Golkar hanya berhasil meraih 83.938 suara. Dengan demikian jumlah suara raihan Partai Golkar Surabaya meningkat sebesar 62,98 persen.
Sementara itu, PDI Perjuangan, meskipun berhasil mempertahankan kemenangan "hattrick"-nya, menghadapi tantangan dengan penurunan suara yang signifikan. Meskipun masih memegang posisi dominan, penurunan ini menunjukkan bahwa ada dinamika yang perlu dipahami dan diatasi.
“Seluruh kekuatan PDI Perjuangan telah bekerja keras mulai anggota dan simpatisan, serta para relawan hingga calon-calon legislatif. Jajaran PDI Perjuangan mulai anak ranting di tingkat RW, ranting di level kelurahan, PAC di tingkat kecamatan, juga seluruh saksi yang telah mengawal sejak dI TPS, telah bekerja dan menunjukkan perjuangan hebat,” kata Adi Sutarwijono, Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya.
PDI Perjuangan Kota Surabaya, dalam mengakui kemenangannya, menyadari pentingnya dukungan dari seluruh jajaran partai, mulai dari anggota hingga relawan, yang telah bekerja keras dan tanpa lelah.
Dengan hasil ini, partai politik di Surabaya harus terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan dinamika politik serta aspirasi masyarakat untuk tetap relevan dan berdaya saing dalam perhelatan demokrasi yang semakin ketat.
Sayang, PDI Perjuangan dalam Pileg kali ini mengalami kemunduran suara menjadi 336.698 suara atau turun sekitar 17,37 persen.
Pileg 2024, Partai berlambang banteng itu meraih 11 kursi di DPRD Kota Surabaya, serta bakal menempati posisi ketua DPRD selama 3 periode berturut-turut sejak Pemilu 2014, 2019, dan kini 2024.
Pemilu 2024 di Kota Surabaya, PDIP meraih 336.698 suara dari total 1.539.002 suara sah. Perolehan Pemilu 2024 itu setara dengan 21,87 persen.
Sementara Pileg 2019 lalu, PDI Perjuangan mampu meraih 28,54 persen suara dari seluruh suara sah atau berkurang 6,67 persen.
Penyebab penurunan suara PDI Perjuangan salah satunya adanya kekalahan di 9 Kecamatan, mulai Kecamatan Karangpilang, Tandes, Lakarsantri, Wonocolo, Wiyung, Dukuh Pakis, Gayungan, Tenggilis Mejoyo dan Asemrowo.
Sementara kemenangan PDI Perjuangan diraih di 22 kecamatan dari 31 kecamatan, yakni; Kecamatan Tambaksari, Semampir, Pabean Cantikan, Kenjeran, Rungkut, Wonokromo, Tegalsari, Sawahan, Genteng, Gubeng, Sukolilo, Simokerto, Bubutan, Krembangan, Benowo, Pakal, Jambangan, Gununganyar, Mulyorejo, Bulak, Sambikerep dan Kecamatan Sukomanunggal.
Selain itu, kabar retaknya hubungan Ketua DPC PDI Perjuangan dengan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi disinyalir juga menjadi penyebab adanya penurunan suara yang dimiliki PDI Perjuangan. Hal itu dipicu adanya isu wali kota yang menjalin komunikasi dengan partai lain untuk maju di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) 2024 mendatang, salah satunya dengan Golkar.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait