Yuliono mengungkapkan, warga sebenarnya tidak menghalangi perkerjaan pengurugan. Hanya saja, warga menginginkan kedua belah pihak duduk bersama untuk mencari solusinya. Namun hingga saat ini pihak vendor hanya janji-janji saja tanpa ada kejelasan.
"Koordinasi itu untuk menentukan timing atau sirkulasi. Manakala warga itu aktivitasnya jam 7 pagi, ya tololonglah truk mundur dulu. Kan mereka bisa mulai sekitar jam 9 atau nanti sekitar jam pulang kerja," ungkapnya.
Untuk itu, warga meminta agar proyek ditutup sementara hingga ada kesepakatan. Bukan persoalan kompensasi dampak lingkungan, akan tetapi pengaturan mobilitas yang tidak merugikan salah satu pihak.
"Jadi koordinasi ini semata-mata agar sama-sama enak," pungkas Yuliono.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait