Bantuan Korban Gempa Bawean Minim, Warga Merana Jelang Idul Fitri

Lukman Hakim
Warga Merana Jelang Idul Fitri karena bantuan yang diharapkan tak kunjung datang. Foto iNewsSurabaya/ist

Ketua Gusdurian Peduli, Aak Abdullah Al-Kudus mengungkapkan bahwa pihaknya telah menggandeng relawan lokal untuk upaya mempercepat pendistribusian bantuan kepada ribuan warga terdampak gempa Bawean. Menurut Gus Aak, sapaan Aak Abdullah Al-Kudus, upaya tersebut dilakukan karena untuk mendistribusikan bantuan ke lokasi terdampak, khususnya di Pulau Bawean, tidaklah mudah. 

Sebagai pulau kecil, lanjut Gus Aak, pihaknya memiliki kesulitan untuk menyalurkan bantuan ke Pulau Bawean. Sebab, jalur yang menantang membuat kendaraan yang mengangkut bantuan tidak bisa bergerak dengan cepat. 

“Untuk itu, Gusdurian Peduli bekerjasama dengan relawan lokal dan lembaga-lembaga terkait untuk segera mungkin mendistribusikan bantuan,” ujarnya.


Warga Merana Jelang Idul Fitri karena bantuan yang diharapkan tak kunjung datang. Foto iNewsSurabaya/ist

Beberapa lembaga yang terlibat dalam respon gempa Bawean antara lain, yaitu PCNU Bawean, LAZISNU, Banser, Ansor Bawean, Gusdurian Gresik, Gusdurian Tuban, Karina Keuskupan Surabaya, dan PSMB UPN Veteran Yogyakarta. ”Relawan lokal berperan besar membantu distribusi bantuan kepada warga terdampak. InsyaAllah, Gusdurian Peduli bisa melakukan respon lebih cepat dan efektif,” kata Gus Aak.

Sementara itu, Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono mengatakan, upaya penanganan gempa di Pulau Bawean baik yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, Provinsi, Pusat, dan stakeholder terkait telah berjalan maksimal. Pemprov Jatim, kata dia, selalu memastikan ketercukupan kebutuhan logistik, hingga bantuan psikososial untuk para korban gempa yang saat ini masih banyak yang mengungsi. 

“Tanggal 25 Maret 2024 kemarin kami sudah mengirimkan bantuan logistik seperti beras, nasi siap saji, mie instan, minyak goreng, makanan bayi, tenda, terpal, kasur lipat dan lain sebagainya. Selain itu kami juga sudah menerjunkan relawan Jatim Social Care dan Tagana untuk memberikan dukungan psikososial berupa trauma healing,” ujarnya. 

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, saat ini terdapat total 10.485 anak-anak, 18.599 dewasa, dan 5.065 lansia di Pulau Bawean yang harus mengungsi akibat gempa. Hal ini dikarenakan gempa yang terjadi pada Jumat (22/3/2024) lalu masih terus diikuti gempa susulan (aftershock). Hingga Sabtu (30/3/2024) pada pukul 12.00 WIB tercatat terjadi 387 kali gempa susulan. 

“Saya rasa semua bantuan sudah pada datang, semua kebutuhan logistik, peralatan tidur sebagian sudah datang. Sekarang yang paling utama adalah rumah-rumah yang rusak, fasilitas umum yang rusak, itu harus diperbaiki karena layanan publik harus berjalan,” ujar Adhy.

Data dari BPBD Jatim juga menunjukkan, di Pulau Bawean terdata sebanyak 3.920 rumah rusak ringan, 1.615 rusak sedang, dan 941 rusak berat. Kemudian kerusakan juga terjadi pada 198 tempat ibadah, 101 sekolah, dan 23 gedung kantor. 

Editor : Arif Ardliyanto

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network