SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Single parent atau orang tua tunggal merupakan sebuah hal yang tidak mudah dan dipenuhi dengan tantangan.
Tak jarang, dalam proses menjalankan peran sebagai orang tua tunggal, masyarakat (yang masih belum memahami seutuhnya akan peran, tanggung jawab dan dukungan yang sebenarnya dibutuhkan oleh orang tua tunggal) pun menyampaikan beragam stigma negatif.
Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini dan juga Pendidik Rumah Main Cikal Bandung, Yuliani Dwi Astuti atau yang akrab disapa Uli, menjelaskan bahwa penting bagi masyarakat untuk berpikiran terbuka dalam memahami peran dari orang tua tunggal dan memberikan dukungan alih-alih stigma negatif, karena menjalankan proses pengasuhan anak seorang diri membutuhkan komitmen, kesabaran, ketegaran, dan dukungan moral.
3 Peran Orang Tua Tunggal dalam Pengasuhan Anak
Uli menuturkan bahwa menjadi ibu tunggal atau ayah tunggal membuat seorang manusia harus membangun komitmen yang luar biasa untuk menghadapi keadaaan dan membesarkan anak-anak. Kekuatan komitmen dan kesabaran adalah dua kunci yang dipegang oleh orang tua tunggal dalam menjalankan perannya.
“Setiap orang tua pasti ingin anak-anaknya tumbuh dengan pengasuhan dari sosok orang tua yang utuh. Namun, ketika harus dihadapkan dengan keadaan membesarkan anak dalam kondisi sebagai orang tua tunggal, orang tua tunggal pun akan membutuhkan kekuatan dan kesabaran yang lebih untuk mengasuh dan mengasihi anak-anaknya," tuturnya.
Uli pun menjelaskan bahwa cakupan peran orang tua tunggal dalam pengasuhan anak terdiri atas 3 hal, selengkapnya, berikut ini:
1. Memahami Kebutuhan Anak dan Cara Pemenuhannya Berdasarkan Tahap Perkembangannya
Peran pertama yang diampu oleh orang tua tunggal, baik ayah tunggal atau ibu tunggal, adalah mememahami kebutuhan anak dan cara pemenuhannya berdasarkan tahap perkembangannya.
Bagi Uli, peran ini tentu sangat krusial karena berkaitan dengan kebutuhan dasar anak yang membutuhkan sosok afeksi Ibu (bilamana peran pengasuhan diemban oleh ayah tunggal) dan juga sosok perlindungan dari ayah (bilamana peran pengasuuhan diemban oleh Ibu tunggal).
“Memahami kebutuhan dan cara pemenuhan kebutuhan anak berdasarkan usia perkembangannya adalah salah satu peran yang harus dijalankan oleh orang tua tunggal. Misalnya di momen saat anak usia balita, sosok ayah tunggal harus dapat memahami peran sosok ibu yang memiliki kemampuan secara nature untuk memberikan anak pemenuhan afeksi yang bersifat penuh kelembutan dan penuh perasaan. Dan untuk anak usia remaja, anak memiliki pemenuhan kebutuhan yang berupa ketegasan untuk memahami hal dan konsekuensinya dari sosok ayah yang tegas dan mampu untuk memipin yang harus diemban oleh ibu tunggal,” jelasnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, Uli pun menambahkan menegaskan bahwa peran tersebut tidak mudah, karena masing-masing orang tua tunggal, baik ayah tunggal atau ibu tunggal terkadang memiliki sifat dan pembawaan naturalnya masing-masing.
2. Memenuhi Kebutuhan Finansial dan Quality Time Bersama Anak
Peran kedua yang harus diemban oleh orang tua tunggal adalah memenuhi kebutuhan finansial dan juga waktu bersama anak. Orang tua tunggal dalam hal ini harus berpacu dalam menyeimbangkan kebutuhan keuangan untuk pemenuhan kebutuhan hidup anak dan juga kebutuhan waktu optimal bersama anak dalam momen kebersamaan.
Kunci peran kedua bagi orang tua tunggal, menurut Uli, adalah komitmen menyeimbangkan keduanya walau sulit.
“Orang tua tunggal harus memenuhi kebutuhan finansial dan juga memenuhi peran sebagai orang tua, dalam bentuk waktu berkualitas bersama anak. Orang tua tunggal perlu membuat komitmen untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan finansial dan juga meluangkan waktu yang berkualitas yang dilakukan bersama anak, agar anak tetap mendapatkan haknya untuk memperoleh pengasuhan," terangnya.
3. Membangun Komunikasi Positif dengan Anak
Peran yang ketiga adalah membangun komunikasi positif dengan anak. Uli menyebutkan bahwa membangun komunikasi positif bersama anak adalah sebuah peran yang tak penting, karena di momen ini orang tua tunggal dapat menyampaikan dan membangun pemahaman yang sejalan dengan anak akan kondisi dan situasi yang dihadapi bersama.
“Sebagai orang tua tunggal, sangat penting untuk membangun komunikasi positif bersama anak dan membantu anak untuk mengerti situasi dan kondisi yang saat ini sedang dihadapi. Komunikasi positif dengan anak dilakukan agar anak tidak kebingungan dan pelan-pelan bisa memahami situasi yang saat ini sedang ia hadapi yaitu seorang anak dari orang tua tunggal.” ungkapnya.
Terlepas dari 3 peran yang digambarkan secara singkat di atas, Uli menyebutkan bahwa masih banyak sekali peran yang tidak tergambarkan dari sosok orang tua tunggal dalam pengasuhan anak.
Oleh karena itu, penting untuk dipahami bahwa memahami peranan orang tua tunggal dengan lebih detail dapat membuat masyarakat akan lebih berpikiran terbuka juga, dan mulai lebih menghargai ketangguhan dari sosok ibu tunggal dan ayah tunggal yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait