SURABAYA, iNews.id – Bicara penyiaran agama Islam di Surabaya tak lepas dari tangan Kiai berdarah Yaman, Assayid Ali Ashghor Basyaiban. Ia merupakan Putra dari Assayid Ali Akbar Basyaiban.
Assayid Ali Ashghor Basyaiban ini merupakan seorang Habib (keturunan Nabi Muhammad SAW) yang berwajah Jawa. Beliau merasa mendapat tugas dari sang ayahanda, Assayid Ali Akbar Basyaiban. Untuk melanjutkan siar Agama Islam di Tanah Jawa, atau persisnya di daerah selatan Kota Surabaya.
Media ini pun berusaha menelusuri jejak syiar Agama Islam yang dilakukan oleh Assayid Ali Akbar Basyaiban dan anaknya Kiai Ali Ashghor, atau banyak masyarakat menyebutnya dengan panggilan Kiai Ndresmo.
Lurah Sidosermo, Muhaimin menuturkan, pada abad 17 Assayid Ali Ashghor Basyaiban lahir. Bersamaan dengan kelahirannya, sang ayah, Assayid Ali Akbar Basyaiban bin Assayid Sulaiman dibawa oleh pihak Belanda (VOC).
“Tidak tahu itu dibawa kemana, keturunan-keturunannya itu juga tidak tahu dibawa kemana. Apakah dibawa ke tempat asalnya, karena beliau-beliau ini kan bukan asli Indonesia. Mungkin di Yaman,” tutur Muhaimin mengawali ceritanya.
Ketika dibawa Belanda, istri Assayid Ali Akbar ikut merasa panik. Karena khawatir Belanda turut serta membawa anaknya yang usianya baru beberapa minggu. Ia pun berusaha menyembunyikan sang anak tercinta.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait