KANADA, iNewsSurabaya.id - Luar biasa, suara lantang pegiat lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani bikin delegasi negara-negara Uni Eropa geleng-geleng. Meskipun masih duduk di bangku SMA, Nina cukup lihai dalam memaparkan kondisi lingkungan di Indonesia.
Tidak main-main, uneg-uneg yang dilontarkan oleh Nina dalam acara The Social Forum of The Human Right Council mendapat perhatian serius dari peserta.
Forum pertemuan antara Delegasi negara-negara anggota Uni Eropa dan anggota Society of Native Nations di Ottawa Kanada itupun gempar.
Pada kesempatan emas ini, Nina meminta negara Uni Eropa pengirim sampah plastik seperti Belanda, Jerman, Perancis, Italia, Norwegia dan Denmark menghentikan ekspor sampah plastik.
"Negara-negara tersebut harus bertanggungjawab melakukan rehabilitasi dan pemulihan ekosistem yang telah tercemar akibat aktivitas daur ulang sampah plastik dari negara Uni Eropa," ujarnya.
Menurut Nina, mikroplastik dan bahan berbahaya pengganggu hormon mencemari sungai Brantas, Kali Porong dan Kali Surabaya akibat daur ulang sampah kertas dan plastik dari negara-negara Uni Eropa.
"Jadi mereka harus ikut bertanggungjawab atas kerusakan lingkungan yang di rasakan di Indonesia. Sungguh tidak adil bahwa kita negara berkembang harus mengolah sampah dari negara maju," tegasnya saat menyampaikan unge-unegnya didepan delegasi negara-negara Uni Eropa, pada Sabtu Sore (27/4/2024) atau Minggu Dini Hari Waktu Indonesia Barat.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait