Untuk pelunasannya, Pak Dul merelakan sepetak yang ia punyai untuk ia jual. “Demi berangkat haji, saya jual tanah,” terangnya.
Pak Dul melanjutkan kalau menggantungkan dari hasil kerjanya sebagai buruh cangkul, tidak cukup untuk pelunasan karena penghasilannya tidak seberapa.
Tahun ini Pak Dul tergabung dengan kloter 32 dan saat ini sudah sampai di Madinah. Ia merasa bersyukur karena ia juga satu kloter dengan tetangga dekat rumahnya, Nur Halim yang selama wawancara setia menjadi penerjemah karena Pak Dul tidak lancar berbahasa Indonesia.
Warga asal Rembang, Kabupaten Pasuruan ini mengungkapkan harapannya selama di tanah suci nanti. “Saya akan memohon agar memperoleh keselamatan baik di dunia maupun akhirat. Semoga perjalanan ibadah haji saya lancar dan mabrur,” harap Pak Dul.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait