Komunitas Difa Laras mendapat dukungan dari enam mahasiswa Untag yang membantu dalam pembuatan website dan media sosial. Komunitas ini didirikan oleh tiga orang, Suwoto, yang akrab disapa Cak To, Suparman, dan Isnawati. "Nama Difa Laras dicetuskan oleh Cak To. Difa berarti Difabel dan Laras berarti Nada. Jika dimaknai, Difa Laras adalah nada-nada para teman-teman disabilitas melalui karawitan ini," jelas Pak To.
Komunitas ini tidak hanya menjadi wadah bagi seniman difabel untuk berkreasi, tetapi juga menjadi simbol harmoni antara budaya tradisional dan inklusi sosial, memperlihatkan bahwa setiap individu, tanpa memandang keterbatasan, memiliki kemampuan untuk berkontribusi dalam melestarikan seni dan budaya.
Penulis : Muhammat Sigit Nurcahyo
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait