Tips Mengolah Daging Kurban
Telah diketahui bahwa daging kurban baik sapi maupun kambing memiliki kandungan gizi yang sangat baik bagi tubuh. Pengolahan daging untuk siap konsumsi harus turut diperhatikan. Hal tersebut agar kandungan gizi di dalam daging tidak berkurang atau bahkan hilang.
“Jika ingin daging ada dalam nutrisi yang bagus, akan lebih baik kalau kita mengolahnya dengan cara direbus, dikukus, atau dipanggang. Itu akan lebih terjaga kandungan gizinya dibandingkan dengan digoreng yang justru akan meningkatkan kandungan lemak pada daging,” ungkap Laila.
Kemudian, hal penting lainnya yang perlu jadi perhatian ialah memasaknya hingga matang sempurna. Tidak setengah matang, ataupun terlalu matang atau over cook. Karena, daging yang dimasak hingga over cook dikhawatirkan akan mengurangi atau bahkan menghilangkan zat gizi yang ada pada daging.
“Ciri-ciri daging yang cook well itu bisa dilihat dari warnanya, yakni berwarna kecoklatan tapi tidak sampai coklat tua atau gosong, kemudian daging mudah dan lembut saat dipotong, dan pastikan tidak ada bagian daging yang masih berwarna merah, itu artinya daging belum matang,” tutur Laila.
Ia menambahkan bahwa dalam metode memasak daging, tidak dianjurkan menggunakan api yang terlalu besar atau panas. Karena dikhawatirkan daging tidak dapat matang sempurna hingga lapisan dalam.
“Jika menggunakan api yang terlalu panas, yang terlihat matang nanti hanya bagian luar saja, namun bagian dalam belum matang,” tuturnya.
Pada momen hari raya seperti Idul Adha, biasanya masyarakat akan mengolah daging dalam porsi besar. Sehingga, tidak jarang dalam waktu seminggu dapat mengonsumsi daging secara terus-menerus. Namun menurut Laila, ia menganjurkan untuk mengonsumsi daging 2 sampai 3 kali dalam seminggu.
“Anjurannya 2 sampai 3 kali dalam seminggu, jadi ketika dapat daging kurban dalam jumlah banyak, baiknya tidak langsung diolah semua, tetapi masaklah sesuai porsi harian,” ujar Laila.
Menyimpan makanan olahan daging dalam lemari es dan kemudian dihangatkan kembali juga tidak dianjurkan olehnya. “Meski bisa disimpan dan dihangatkan, namun jika terus menerus justru menjadi tidak sehat,” tutupnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait