SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Program Studi (Prodi) S1 Sistem Informasi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kembali menggelar acara guest lecture yang selalu dinantikan para mahasiswa dan dosen.
Kali ini, tema yang diangkat yakni "Introduction of Requirement Change in Industry" dengan menghadirkan pakar terkemuka di bidang manajemen proyek dan rekayasa perangkat lunak, Pandu Dwi Luhur Pambudi M.Kom, M.I.M.
Acara dibuka Koordinator Program Studi Sistem Informasi, I Kadek Dwi Nuryana S.T, M.Kom. Dalam sambutannya, dia menyatakan pentingnya memahami perubahan kebutuhan dalam industri teknologi informasi.
“Perubahan adalah hal yang tidak bisa dihindari, terutama dalam industri teknologi yang dinamis. Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap lulusan kita,” ujarnya.
Acara tersebut juga disambut Dekan Fakultas Teknik yang diwakili Prof Dr Agus Wiyono S.Pd MT. Dia menyambut baik antusias para dosen, khususnya sistem informasi yang diwakili Cendra Devayana Putra dalam menyukseskan acara guest lecture yang ketiga tersebut.
“Acara seperti ini wajib dipertahankan dan diperbanyak, agar mahasiswa dapat lebih banyak mendapatkan wawasan tentang lingkup pekerjaan prodi sistem informasi,” kata Prof Agus yanng Wakil Dekan Fakultas Teknik.
Sementara Pandu dalam paparannya menjelaskan, berbagai aspek penting terkait perubahan kebutuhan (requirement change) dalam proyek-proyek TI.
Dia memaparkan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan kebutuhan, seperti perubahan regulasi, teknologi baru, dan feedback dari pengguna.
Selain itu, dia juga membahas metode dan strategi untuk mengelola perubahan tersebut, agar proyek tetap berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan awal.
Salah satu poin penting yang disampaikan Pandu, yakni pentingnya komunikasi yang efektif antara tim proyek dan stakeholder.
"Komunikasi yang jelas dan terbuka antara semua pihak yang terlibat adalah kunci untuk mengelola perubahan kebutuhan dengan sukses. Tanpa komunikasi yang baik, perubahan dapat menyebabkan keterlambatan, biaya tambahan, dan bahkan kegagalan proyek," tegasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait