Cinta Umar terhadap isu difabel membuatnya bergabung dengan Rumah Disabilitas Pusat, organisasi yang fokus pada advokasi inklusi difabel. Sebagai Ketua Departemen Pendidikan, Umar aktif mengedukasi masyarakat melalui konten digital dan berbagai webinar pendidikan untuk kaum disabilitas.
“Sebagai penerima Beasiswa Afirmasi Disabilitas LPDP, saya berharap bisa menginspirasi penyandang disabilitas lainnya untuk melanjutkan studi S2 maupun S3 dengan Beasiswa LPDP,” kata Umar.
Ia bersama timnya telah membantu lebih dari sepuluh penyandang disabilitas mendapatkan Beasiswa Afirmasi Disabilitas LPDP.
Umar mengakui masa lalunya penuh dengan pengalaman buruk. Dengan kondisi fisiknya, ia sering dihina dan diremehkan. Bahkan, ia telat masuk Sekolah Dasar (SD) karena ditolak beberapa sekolah. Pengalaman ini menjadi motivasi untuk membuktikan bahwa ia mampu meraih mimpinya.
“Orang tua saya adalah pahlawan sejati. Tanpa dukungan mereka, saya tak akan bisa mencapai titik ini,” ujar Umar.
Kini, Umar merasa sangat bersyukur bisa menempuh studi hingga S3 di Australia berkat beasiswa LPDP. Ia mengingat tahun 2022 sebagai tahun tersibuk dan bersejarah dalam hidupnya, di mana persiapan studi S3 lebih kompleks dari yang ia bayangkan.
“Setelah mengirim email ke lebih dari 30 universitas, akhirnya saya diterima di University of Sydney dan mendapatkan beasiswa LPDP untuk kedua kalinya,” tuturnya.
Dengan semangat dan tekad yang kuat, Umar Syaroni membuktikan bahwa mimpi besar bisa diraih, tak peduli seberapa besar rintangan yang menghadang. Kisahnya adalah inspirasi bagi kita semua untuk terus berjuang meraih mimpi tanpa takut dan tanpa ragu.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait