Kisah Umar Syahroni, Tunadaksa Dulu Dihina Kini Peraih Beasiswa S3 LPDP Australia

Donald Karouw
Umar Syahroni, tunadaksa peraih beasiswa LPDP Australia. Foto: Ist

Umar mengakui bahwa dia banyak mengalami pengalaman buruk di masa lalu. Kondisi fisiknya sering menjadi bahan hinaan dan diremehkan. 

Bahkan, dia terlambat masuk Sekolah Dasar (SD) karena ditolak beberapa sekolah. Ketika hendak berkuliah, banyak yang melarangnya karena mereka menganggap Umar tidak akan bisa menjadi apa-apa. 

Namun, pengalaman buruk itulah yang memotivasinya hingga bisa mencapai titik ini. Dengan gigih, Umar berhasil mewujudkan mimpinya dan membungkam semua orang yang pernah menghinanya.

Orang tua Umar adalah pahlawan bagi dirinya. Tanpa penerimaan dan dukungan mereka sejak kecil, mustahil dia bisa berada di titik ini. Begitu juga dengan keluarga dan sahabat yang selalu mendukung setiap langkahnya, bahkan di titik terendah. Tanpa dukungan mereka semua, tidak ada pencapaian positif yang berhasil diraih.

Umar sangat bersyukur bisa menempuh studi hingga S3 dengan beasiswa LPDP. Terlahir dari keluarga sederhana, dia tidak pernah menyangka bisa mengenyam pendidikan di Negeri Kanguru. 

Semua jerih payah dan pengorbanannya kini berbuah manis. Tahun 2022 menjadi tahun tersibuk dan bersejarah bagi Umar. 

Persiapan studi S3 yang kompleks dan pencarian supervisor yang sesuai dengan topik penelitian membuatnya mengirim email ke lebih dari 30 universitas hingga akhirnya diterima oleh Prof. Gerard Goggin dan Prof. Jen Smith-Merry di University of Sydney. Lolos seleksi University of Sydney dan mendapatkan Beasiswa LPDP untuk kedua kalinya menjadi kado ulang tahun terindah bagi Umar.

Di akhir, Umar berpesan kepada rekan-rekan difabel untuk berani keluar dari zona nyaman dan membuktikan bahwa mereka dapat setara. 

Menurutnya, keadaan fisik dan mental setiap orang boleh berbeda, tetapi hak dan kewajiban setiap orang harus sama. Dia juga mengajak kaum non-difabel untuk merangkul dan mendorong kaum difabel untuk maju bersama.

“Mari lihat dunia ini sebagai taman bunga yang penuh warna. Penyandang disabilitas merupakan bagian integral dari keberagaman Indonesia,” ucapnya.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network