Siswi SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun Meninggal, Begini Sikap Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur

Saipul Yudi
SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun. Foto iNewsSurabaya/saipul

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menegaskan bahwa tidak ada kekerasan yang terjadi di SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun terkait meninggalnya siswi berinisial GPN (16 tahun). 

Menurut laporan investigasi yang dilakukan oleh Kasatreskrim Polres Kota Madiun, AKP Sujarno. SH., MH, dan hasil rekam medis dari RS Widodo Ngawi, dinyatakan bahwa GPN meninggal dunia akibat sakit.

Aries menjelaskan bahwa berdasarkan laporan yang diterimanya dari Kepala SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, Agus Supriyono, GPN menderita infeksi paru dan saluran kencing yang berdampak pada otak. Hasil ini diperoleh dari rekam medis RS Widodo Ngawi.

"Dari laporan yang saya terima, tidak ada indikasi kekerasan fisik. Hasil rontgen menunjukkan bahwa dada almarhumah mengalami bronkitis, sedangkan kepala dalam kondisi normal. Namun, terlepas dari semua itu, saya atas nama Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga," ujar Aries, Rabu (26/6).

Pj Wali Kota Batu ini juga menyampaikan bahwa sebelum meninggal, GPN masih sempat mengikuti kegiatan persiapan class meeting di sekolah, termasuk berlatih menari untuk persiapan penampilan.

"Pada hari Sabtu (8/6) sekitar pukul 19.30 WIB, almarhumah mengeluhkan pusing dan demam. Oleh pengasuh dan teman-temannya, ia dibawa ke UKS di bawah pengawasan perawat jaga malam. Karena kondisinya memburuk, almarhumah dirujuk ke UGD RS Sogaten Kota Madiun. Karena tidak ada perkembangan, ia kemudian dirujuk oleh keluarganya ke RS Widodo Ngawi dan masuk ke ruang ICU," jelas Aries menceritakan kronologi kejadian berdasarkan laporan yang diterimanya.

Aries juga menyebut bahwa kabar meninggalnya GPN baru diterima oleh pihak sekolah pada Rabu (12/6). Tim Kasatreskrim Polresta Madiun juga telah melakukan konfirmasi ke sekolah, keluarga, dan pihak rumah sakit untuk memastikan penyebab meninggalnya GPN.

"Dari hasil rekam medis yang dipegang Kasatreskrim, kami memastikan tidak ada kekerasan di sekolah terhadap GPN. Hasil ini juga telah dibacakan di depan orangtua almarhumah bahwa penyebab kematiannya adalah infeksi paru," tambahnya.

Sementara itu, informasi yang beredar di media mainstream pada 26 Juni 2024 menyebutkan bahwa kematian mendadak GPN dianggap janggal oleh pihak keluarga. Sebelumnya, siswa kelas X ini dalam kondisi sehat saat pulang ke Ngawi dua minggu sebelum meninggal.

Kejadian ini pun mendapat perhatian dari anggota Komisi E DPRD Jatim, Sri Untari. Ia meminta Dinas Pendidikan untuk mencari tahu kebenaran penyebab kematian GPN dan meluruskan kabar yang simpang siur.

"Kalau memang tidak terjadi apa-apa, sampaikan. Tapi, kalau terjadi sesuatu, juga sampaikan," tegas politisi PDIP itu.

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network